Faktual.Net, Kendari, Sultra
Oleh : Aco Rahman Ismail (Abu Ken)
Salah satu vaksin alami yang direkomendasikan oleh Allah Azza Wajalla kepada manusia adalah madu.
Berbicara tentang madu, zat ini adalah produk alam yang keberadaannya tergantung alam tentunya dengan Izin Allah Azza Wajalla..
Difoto produk yang kami tampilkan, kedua madu tersebut adalah Madu dari Nektar Multiflora jenih lebah Apis Dorsata Hutan Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara..
Foto tersebut tampak warna kedua madu berbeda, yang kanan lebih cerah dari kiri. Disinilah Keunikannya, jenis lebah sama, wilayah panen sama, waktu panen sama tetapi warnanya berbeda, rasanya berbeda, kekentalannya berbeda.
Apa penyebabnya?
Madu Murni adalah produk alam. Karena produk alam maka Madu Murni tidak bisa direkayasa tentangnya. Rasanya tidak bisa direkayasa, warnanya tidak bisa direkayasa, aromanya tidak bisa direkayasa, kekentalannya tidak bisa direkayasa..
Kekentalan, warna, aroma, rasa dari Madu Murni tergantung dari 2 faktor utama :
1. Nektar dan Resin
Nektar adalah sari tanaman yang di isap oleh lebah. Dari nektar tersebut lebah kemudian menghasilkan madu. Makanya 2 sarang lebah Apis Dorsata yang berada dalam 1 kawasan hutan belum tentu rasanya sama, karena masing – masing lebah mengisap multinektar yang berbeda. Dari multinektar yang berbeda tersebut lebah Apis Dorsata menghasilkan Madu Multiflora yang rasa, warna dan aromanya tidak akan sama persis 100 %, pasti ada perbedaan.

Resin adalah getah tumbuhan yang diambil oleh lebah guna pembentukan sarangnya dialam. Bantalan Dorsata sebagai wadah penyimpanan madu bagi lebah adalah tersusun dari bahan utama berupa resin tumbuhan. Karena bahan utamanya adalah resin maka sarang lebah tidak boleh dimakan karena tidak dapat dicerna oleh lambung. Sarang lebah sebaiknya hanya diolah menjadi lilin. (Jadi kalau ada iklan madu yang mengatakan bahwa sarangnya dimakan, maka patut dipertanyakan bahwa sarang tersebut tersusun dari apa?).
2. Iklim dan Cuaca
Iklim dan cuaca sangat mempengaruhi kekentalan madu. Madu dan Sarang Madu bersifat higroskopis (menyerap udara yang ada disekitarnya), maka kekentalannya disarang sangat dipengaruhi oleh kelembaban dari alam. Madu yang berasal dari Timur Tengah tentu jauh lebih kental dibanding madu yang berasal dari hutan Tropis.
Kadar kekentalan madu terbagi 2 :
Berdasarkan SNI : 22 % pengukuran refraktometer
Berdasarkan WHO : 18 % persen pengukuran refraktometer
Indonesia sebagai negara Tropis tentu mengacu pada standar SNI yakni kadar air 22 % walaupun faktanya dengan cuaca ekstrim dan pancaroba yang terjadi di Indonesia beberapa tahun terakhir ini membuat kadar air madu Multiflora maupun Monoflora Indonesia sudah jauh dari ambang SNI, karena kisaran kadar air Madu – Madu Indonesia saat ini adalah 23 – 26 % untuk Raw Honey (Madu Murni yang belum melalui proses dehumidifikasi).
Sebagai Owner dari Madu Murni Abu Ken, saya sering ditanya oleh Konsumen, kenapa madunya terkadang lebih cair? Jawabannya saat ini kita berada dimusim pancaroba dengan suhu udara yang dingin. Bahkan disiang haripun terasa udara dingin yang dihembuskan angin padahal matahari bersinar. Tentu iklim ini mempengaruhi tingkat kekentalan madu.
Penting juga diketahui bahwa dimusim dingin rasa dan warna madu berbeda dengan musim panas, sebab dimusim dingin ada bunga – bunga tertentu yang mekar yang tidak mekar saat musim panas, begitupun sebaliknya dimusim panas ada bunga – bunga tertentu yang mekar dan tidak mekar saat dimusim dingin.
Ayo biasakan konsumsi madu, Madu Murni Abu Ken, Dari Sulawesi Tenggara Untuk Indonesia.
Kendari, 8 Agustus 2021