Example floating
Example floating
Example 728x250 Example 728x250
Headline

Tidak Tolak Revisi UU TNI, Faizal Asegaf: Sistem Pemerintahan Tidak Boleh Dibajak Oleh Hegemoni Kelompok Tertentu 

×

Tidak Tolak Revisi UU TNI, Faizal Asegaf: Sistem Pemerintahan Tidak Boleh Dibajak Oleh Hegemoni Kelompok Tertentu 

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Faktual.net – Jakarta – Polemik revisi UU TNI terus bergulir ditengah publik. Hal itu menjadi celah untuk menjatuhkan Presiden Prabowo dari kursi tampuk pemerintahannya.

Hal tersebut dikatakan Ketua Umum Partai Negoro, Faizal Assegaf menuturkan bahwa sistem pemerintahan tidak boleh dibajak oleh hegemoni satu kelompok tertentu.

Example 300x600

“Klaim legitimasi sipil lebih unggul dari militer, faktanya 27 tahun reformasi dikhianati oleh dominasi sipil. Di era kekuasaan Megawati, sejumlah aset strategis negara diobral ke asing. Konglomerat hitam diberi pengampunan, skandal BLBI ratusan triliun hingga lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan ke Malaysia,” kata Faizal kepada awak media di kawasan Cikini Jakarta Pusat, Selasa (18/3/2025).

Sebaliknya lanjut dia, saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkuasa, dituding hendak menghidupkan dwifungsi ABRI atau rezim militerisme.

Baca Juga :  Sekda Tidore Ikuti Sosialisasi Pedoman MCSP 2025

“Ternyata tidak. SBY hanya tergelincir soal skandal Century dan proyek mangkrak Hambalang. Tapi, sepuluh tahun kekuasaan SBY justru berhasil mendongkrak pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya,

Aktivis senior ini menyebut rezim SBY mampu melepas beban utang luar negeri dan konsisten membangun kultur politik yang bebas dan demokratis.

“Sebaliknya Megawati dan PDIP intensif menjalin pemufakatan dengan oligarki. Ujungnya melahirkan rezim Jokowi yang super rakus dan korup. Satu dekade kekuasaan, meninggalkan segala petaka dan kerusakan bernegara secara mengerikan,” jelasnya.

“Yakni, korupsi mengganas nyaris di seluruh sektor, mewarisi utang 10 ribu triliun, BUMN jadi sarang maling, kekayaan alam digarong, hingga UU dan konstitusi diobrak-abrik secara biadab. Tak berhenti di situ. Jokowi dan Megawati bermain drama politik. Seolah berantem, tapi di balik layar saling melindungi,” tambah dia.

Baca Juga :  F-PRB Sultra Bagikan 500 Paket Bantuan Dan 20 Tenda Pengungsi di Konut

Masih kata Faizal, kini pelan-pelan jejaring PDIP dan Jokowi menggiring publik membenci TNI. Pemerintahan Prabowo dan TNI ditargetkan sebagai musuh kelompok sipil.

“Mereka lupa, kekuasaan sipil ala Mega dan Jokowi justru memperalat Polri secara bringas dan sadis terhadap rakyat. Dikotomi sipil-militer harus dihentikan. Tembakan kebencian pada TNI atau Polri bukan solusi. Berpotensi menyulut konflik antar elemen bangsa. Modus licik demi menutupi aneka kejahatan oligarki, Mega, Jokowi. TNI oleng, Gibran gusur Prabowo,” tandasnya.

Reporter: Rosmauli

Tanggapi Berita Ini
Example 300250
Example 120x600