Faktual.net – Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta – Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA Indonesia) kembali menggelar acara Orasi Kebangsaan dan Hudaya dalam rangka menyambut dan memperingati HUT ke 79 Republik Indonesia. Acara ini merupakan gelaran kedua di tahun 2024 setelah gelaran yang serupa sukses diselenggarakan di Bandung. Jawa Barat pada tanggal 20 Mei 2024 dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional.
Orasi Kebangsaan dan Hudaya tersebut berlangsung pada Jumat (16/08/2024) bertempat di Auditorium Vihara Mahathera yang megah dibawah pimpinan Banthe Dharmosubho Mahathera yang beralamat tepatnya di JI. Cendrawasih No. 19 Pondok 1 aba, Cilandak, Jakarta Selatan. Gelaran tersebut berjalan dengan sukses.
Hadir dalam kesempatan tersebut yang turut mensukseskan kegiatan tersebut: Para nara sumber Orasi Kebangsaan: Setyo Hajar Dewantoro Ketua Umum Perkumpulan Pusaka Indonesia, Banthe Dharmosubho Mahathera, Sugeng Teguh Santoso, S.II., M.H. Ketua Indonesian Police Watch (IPW) dan tentu tak ketinggalan Ketua Umum PEWARNA Indonesía Yusuf Mujiono.
Nampak juga selalu setia hadir dalam giat yang diselenggarakan PEWARNA Indonesia dan memberikan tanggapan Pdt. Harsanto Adi Ketua Umum MUKI, Djasarmen Purba, Dwi Urip Premono, Hendrik Yance Udam dan Pembimas Agama Budha. Komunitas Ahmadiyah dari Bogor, Pemuda Batak Bersatu (PBB) Jakarta Selatan, Perkumpulan Pusaka Indonesia,
Tokoh Budaya Jawa dan STT IKAT Jakarta juga hadir dalam kesempatan tersebut. Sementara itu penampilan budaya diisi dengan persembahan Tarian Cokek Betawi, Tarian Gambyong yang merupakan persembahan dari Sanggar Pusaka Indonesia, Tarian Bali dan Nyanyian dari Sanggar Sangha Teravada serta PEWARNA Indonesia oleh Elywati Togatorop serta Paduan Suara STT IKAT.
Dalam Sambutan Ketua Umum PEWARNA Indonesia, Yususf Mujiono mengungkapkan, “Kritik yang baik dan membangun harus disampaikan kepada pemerintah agar tetap menjaga, mewujudkan tujuan kemerdekaan guna mencerdaskan, mensejahterakan rakyat menuju Indonesia Unggul,” ujarnya.
Lebih lanjut Yusuf Mujiono menyampaikan, “Secara khusus bagi PEWARNA Indonesia, agar senantiasa menjaga persatuan dan kerukunanm tetap berkarya bagi bangsa dan negara. Saya yakin dan percaya Dimana ada persatuan dan kerukunan di situ berkat Tuhan tercurah,” tegasnya.
Banthe Damosubho Mahathera dalam orasi mengatakan, “Selamat datang di tempat ini. Inilah Gedung Indonesia. Saudara dapat melihat di dinding terdapat batik dari seluruh Nusantara, menggambarkan keragaman, namun tetap satu Indonesia. Tamu-tamu dari luar negeri yang berkunjung ke sini mengatakan baru melihat Indonesia sesunggguhnya di sini,” ujarnya.
Dalam gagasan dan pemikiran Banthe diungkapkan bahwa, “Selanjutnya kita harus menentukan pedoman tentang kebangsaan serta nilai peradaban Nusantara untuk disajikan kepada masyarakat dan pemerintah dengan harapan menjadi peraturan atau kode etik yang menghadirkan keadilan bagi seluruh anak bangsa,” ujarnya.
Banthe mengharapkan agar peran serta masyarakat dan pejabat pemerintah dapat memahami keragaman agama, budaya, suku dan bahasa yang sudah dilebur menjadi satu melalui nenek moyang bangsa ini dalam Sumpah Pemuda tahun 1928; Satu tanah air, satu bangsa, satu Bahasa.
Dalam kegiatan Orasi Kebengsaan dan Budaya tersebut, lagu-lagu Nasional yang ditampilkan dan pagelaran budaya yang dipentaskan dalam bentuk tarian sungguh membawa nuansa semangat perjuangan. Ditambah lagi dengan kostum kebaya yang dipakai peserta wanita ataupun dress code bernuansa merah putih semakin menumbuhkan semangat nasionalsime dan patriotisme agar Masyarakat Indonesia selalu mewujudkan kecintaan tanah air.
Melalui kegiatan tersebut mengajak yang hadir untuk terus memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta.
Reporter: Johan Sopaheluwakan