Pertemuan Prabowo dengan Presiden Jokowi Disebut Ingin Habisi Capres Anies?

faktual.net, Bogor, Jawa Barat. Pada hari Kamis (25/5), terjadi pertemuan yang menggelitik antara Menteri Pertahanan Republik Indonesia, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dengan Presiden Joko Widodo.

Pertemuan ini menimbulkan spekulasi bahwa pertarungan dalam pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang menjadi faktor penting dalam pertemuan tersebut.

Direktur PoliEco Digital Insights Institute (PEDAS), Anthony Leong, berpendapat bahwa pertemuan ini dilakukan oleh Jokowi dengan tujuan untuk menghalangi Anies Baswedan, yang merupakan calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, agar tersingkir dari arena politik.

Menurut Anthony Leong, Jokowi ingin memastikan bahwa kandidat pilpres 2024 merupakan endorsemen darinya. Selama ini, Jokowi terlihat berkomunikasi dengan mantan rivalnya, Prabowo, serta dengan Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, yang juga menjadi salah satu kandidat potensial. Tujuan Jokowi adalah untuk mengeliminasi Anies Baswedan dalam putaran kedua Pilpres 2024.

Baca Juga :  Abaikan Fakta BAP, Kuasa Hukum Amalia Sabara akan Ajukan Eksepsi di PN Kendari

“Skenario kedua adalah untuk menduetkan kandidat ini, entah Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar. Komunikasi politik terus berlangsung dalam rangka mencapai tujuan ini,” kata Anthony pada Jumat 26/5/2023.

Menurut pandangan Anthony, saat ini Prabowo sedang berada dalam posisi yang menguntungkan dan memiliki peluang besar untuk mengonsolidasikan partai-partai lainnya, karena sejumlah survei juga menunjukkan keberhasilannya. “Prabowo Subianto sedang berada di atas angin dalam politik saat ini. Kami akan melihat perkembangan dinamika politik ke depannya dan bagaimana pilihan calon wakil presidennya juga menjadi salah satu faktor penentu kemenangan,” jelas Anthony.

Namun, Anthony juga menekankan bahwa posisi calon wakil presiden perlu memberikan dampak elektoral yang signifikan. Ia mencontohkan sosok Erick Thohir, yang dengan sejumlah prestasi dan posisinya saat ini, dapat meningkatkan elektabilitas Prabowo. Selain itu, Anthony juga menyebutkan sosok seperti Airlangga Hartarto dan Cak Imin, yang memiliki kekuatan mesin partai dan memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pendamping Prabowo.

Baca Juga :  Abaikan Fakta BAP, Kuasa Hukum Amalia Sabara akan Ajukan Eksepsi di PN Kendari

Anthony juga menyebutkan skenario menarik yang melibatkan Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi, namun hal ini bisa menarik perhatian publik. “Tentunya, jika hal itu terjadi, akan menjadi peristiwa yang menggemparkan. Namun, ada kendala dengan batasan usia sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang mensyaratkan usia minimal 40 tahun,” ujarnya.

Pertemuan ini menimbulkan spekulasi dan perbincangan di kalangan pengamat politik, karena potensi dampaknya terhadap Pilpres 2024 dan kandidat-kandidat yang akan muncul.

Walaupun belum ada keputusan final, para pemangku kepentingan politik dan publik akan tetap memantau perkembangan selanjutnya, karena Pilpres 2024 dianggap sebagai pertarungan yang penting bagi masa depan politik Indonesia. (red)

(sumber: rmol)

Tanggapi Berita Ini