DPD Explore Sultra Buteng: Wisata dan Ekowisata Beralih Fungsi

Suriani Amir Suri Ketua DPD Explorer Sultra Buteng.📷Foto: Ist.

Oleh: Suriani Amir Suri

Faktual.Net, Kendari, Sultra – Pada 1 Juni merupakan hari lahir Panc asila yang selalu di peringati oleh Masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai ideologi yang dimiliki oleh negara kesatuan republik Indonesia menjadikan sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun dalam banyak hal yang telah tergerus hingga menjadi ideologi negara kesatuan republik Indonesia ini menjadi ideologi yang tidak memihak kepada kedaulatan.

Nilai-nilai butir Pancasila harus dipahami sekaligus di manifestasikan dalam kehidupan nyata dan merawat daerah kita untuk kesejahteraan rakyat, tanpa merugikan orang banyak, khusus pada wisata ekowisata Sultra yang telah beralih fungsi sebagai lahan tambang.

Wisata dan ekowisata Sultra yang ramah bagi publik kini di masuki wilayah tambang. Khususnya di Sultra, kaya akan sumber daya alam yang melimpah ruah, salah satunya sektor yang menarik banyak perhatian dari sektor pertambangan di beberapa daerah di Sultra yakni, Kabupaten Konawe kepulauan, Konawe Utara dan Kabaena.

Baca Juga :  Tuntut Keadilan, Didit Minta Cabut Sementara Izin Operasional Swalayan Marina Mart di Kendari

Ekowisata menjadi salah satu alternatif, untuk tetap menjaga keberadaan lingkungan di beberapa daerah dan menjadikan lingkungan tetap lestari dan menghentikan maraknya penambangan ilegal mining yang terus menguras sumber daya alam, sementara di sisi lain masyarakat dirugikan akibat dampak negatifnya.

Tak hanya itu, dampak yang ditimbulkannya dari sektor kawasan pertambangan ini telah beralih fungsi, lahan pertanian menjadi lahan tambang dan menyebabkan kerusakan seperti pencemaran lingkungan.

Hal ini mengakibatkan wisata ekowisata di Sultra banyak mengalami degradasi diakibatkan dari exploitasi aktivitas tambang sehingga memicu terjadinya kerusakan kelestarian ekosistem lingkungan.

Masyarakat sudah seyogyanya untuk menjaga dan melestarikan alam. Menurut pandangan hemat saya, jika hutan telah beralih fungsi, keanekaragamanan hayati dan kebudayaan hanya akan menjadi kenangan.

Jika alam hilang, jati diri kita pun ikut hilang. Tempat kita bercerita tentang banyak kehidupan, adat, dan budayakita juga akan hilang. Sebagai anak muda, kita harus memiliki rasa cinta pada tempat di mana kita berdiri sekarang.

Baca Juga :  Pj Gubernur Tegas Tidak Ada Jual Beli Jabatan di Lingkup Pemprov Sultra

Disamping itu, hadirnya pertambangan, memberikan dua sudut pandang secara positif dan negatif dimana secara positif menambah pendapatan daerah dan negara dari sektor pajak, dan disisi lain terbukanya lapangan kerja. Sedangkan secara negatif, dengan adanya kegiatan pertambang akan menimbulkan dampak pencemaran lingkungan.

Harusnya, tak ada satu pembenaran tindakan yang mengatasnamakan kesejahteraan untuk menghancurkan lingkungan dan menginjak-menginjak martabat manusia, pun jika itu terjadi, maka instrumen solidaritas untuk perlawanan sebaiknya telah berbunyi sejak sedetik ini.

Penulis: Ketua DPD Explore Sultra Buteng.

Tanggapi Berita Ini