Faktual.Net, Sinjai, Sulsel – Buntut Postingan melalui akun Facebook, Puskesmas Tengah Lembang, Desa Bonto Salama, mobilnya 2 hari baru keluar dari Tonrong Desa Terasa usai vaksinasi
Berdasarkan informasi yang sempat dihimpun oleh tim media bahwa mobil Pelayanan kesehatan tersebut mogok selama dua hari di Desa Terasa akibat jalan yang mirip seperti kubangan kerbau.
“Sejak tanggal 6 Desember senin lalu, Adami D PKM Tengah Lembang, Tadi siang baru naik karena dua hari hujan terus” Tulisnya salah salah satu warga Terasa.
Berita terkait: Ibarat Genangan Kerbau Jalan Bergulatan Lumpur diSinjai
Misalnya, Hardianti salah satu bidan yang ada di Dusun Tonrong, Desa Terasa, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai.
Video derita Nakes yang bertugas dipelosok Butta Panrita Kitta
“Derita bertugas di Dusun terpencil, butuh perbaikan jalan”, harap Hardianti.
Sementara insentif yang telah di janjikan Masih menunggu pencairan terakhir.
“Kalau bicara soal insentif yang sesuai belum selesai karena masih terlambat setiap pencarian per enam bulannya” ungkapnya.
Ia juga berharap Insentifnya dibayarkan tepat waktu.
“semoga kedepannya tepat waktu” singkatnya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sinjai di bawah kendali Bupati Andi Seto Asapa (ASA) memberikan perhatian khusus bagi tenaga kesehatan (Nakes) medis maupun non medis yang bertugas di daerah terpencil. Senin (18/10/2021), Lalu.
Berita terkait : Nakes Bertugas di Daerah Terpencil Diberi Tambahan Insentif, Bukti Kepedulian Bupati ASA
Pasalnya, mereka diberikan tambahan insentif diluar dari gaji pokok.
Sekretaris Dinas Kesehatan Sinjai, drg. Farina Irfani menjelaskan, para nakes yang mendapat tambahan insentif.
Nakes yang bertugas difasilitasi pelayanan kesehatan masyarakat kategori terpencil.
Seperti di Puskesmas Tenggalembang, Biji Nangka, Pulau Sembilan, Manipi dan Puskesmas Borong.
“Hingga tahun anggaran 2021 kita masih menganggarkan insentif bagi nakes di yang bertugas di daerah terpencil”
Lanjut, terkait besaran insentif untuk tenaga medis Bupati Sinjai beberkan nominalnya.
“Besarannya itu untuk tenaga medis sebesar Rp1,5 juta dan tenaga non medis itu Rp350 ribu,” jelasnya.
Lain halnya dialami oleh pemerhati sosial Andi Darmawansyah sapaan Ancha Mayor, ia postin dugaan gratifikasi, potongan insentif Nakes dan sejenisnya,
Berita terkait:. Bupati ASA Akui Ada Pembayaran Berdasarkan Perbup, Betulkah itu
Membuat sosok Ancha mayor berurusan dangan hukum, dua tahun berturut turut hingga telah begulir di pengadilan Negeri Sinjai.
Berita terkait:
Vonis Sebulan Penjara Ancha Mayor dan JPU Banding, Dokter Dedet Tidak Puas
Kedua postingan tersebut, pemerhati Sosial Bumi Panrita Kitta, Andi Darmawansya sapaan Ancha Mayor di laporkan terkait UU ITE (Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik), Oleh dr Andi Surianto Asapa nomor LP/102/VI/2020/SPKT/RES SINJAI, tanggal 26 Juni 2020 dan, Bupati Sinjai Andi Seto Gadhista Asapa disapa ASA Nomor LP/27/II/2021/SPKT/POLRES SINJAI, tertanggal Senin 22 Februari 2021.
Berita terkait:
Posting Potongan.?, Paman Dan Kemanakan Polisikan Ancha Mayor
Sekedar diketahui antara Bupati Sinjai Seto Gadhista Asafa putra sulun Andi Rudianto Asapa (Bupati Sinjai dua priode) merupakan saudara kandung Andi Surianto Asapa sapaan dr. Dedet, mantan kepala Dinas Kesehatan. berarti dr. Dedet dengan Andi Seto (rec.”bahasa Bugis” Ammuree Anure) paman dengan kemanakan.
Hingga berita ini diterbitkan pihak terkait belum berhasil dikonfirmasi.
Laporan: Sambar