Belum Setahun Pasca Dikerja Embung Dinas Pertanian Gowa Retak, Kinerja PPK Dipertanyakan

Faktual.net, Gowa – Kegiatan optimalisasi lahan kering, berupa pembangunan Embung Kelompok Tani Borong Biraeng Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa diduga dikerjakan tidak sesuai RAB.

 

Pasalnya embung tersebut yang di kerjakan tahun lalu melalui Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kab Gowa dari Ditjen PSP T.A 2021, Terkesan dikerja asal-asalan dan diduga terindikasi menguntungkan pelaksana dengan cara memanipulasi pembesian.

 

Diduga perencanaan pembangunan Embung tersebut terkesan asal-asalan demi keuntungan oknum-oknum mafia Proyek yang bekerjasama dengan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Kondisi embung yg retak2

Hasil pantauan awak media di lokasi, terlihat embung tersebut tidak pernah terisi air dan bangunan embung tersebut sudah retak di lantai di pinggir pondasinya. diduga pekerjaan nya juga terkesan asal jadi. 14/10/2022.

 

Juga di lokasi embung tersebut tidak ditemukan pembuangan air, untuk mengaliri lahan kering ke lokasi sekitar.

 

Salah satu Masyarakat setempat yang punya kebun dekat dengan embung tersebut saat di konfirmasi mengatakan, benar tahun lalu embung tersebut di kerjakan tetapi sampai saat ini embung tersebut belum dirasakan manfaatnya.

Baca Juga :  Kapolda Jateng: Ciptakan Kamtibmas Kondusif Sebagai Modal Dasar Membangun Bangsa

 

“sejak embung tersebut masuk ke kampung kami, sampai hari ini kami belum menikmati nya, dan sekarang bangunan tersebut sudah terbengkalai dan kondisinya saat ini sudah rusak”, ucap Warga yang tidak ingin disebutkan identitasnya.

 

Sementara itu Ketua kelompok Tani Borong Biraeng Munajab Arfa Dg Raga saat di temui di lokasi mengatakan, memang sengaja di keringkan karena ada yang retak agar bisa di kerja lagi, kalau retaknya saya perkirakan baru 1 bulan.

 

“awalnya saya keringkan karena ada kebocoran di lantai agar bisa di tambal, tetapi selama ini saya terkendala di tukang dan kesibukan juga”,

 

mungkin dalam waktu dekat ini karena saya juga sudah komfirmasi ke pekerja, karena bahannya juga sudah tersedia termasuk batu gunung dan pasir.

 

“Kalau sementara sudah pernah di fungsikan oleh Masyarakat cuman pakai Selan karena belum sempat Masyarakat mendanai untuk penggunaan pipa. walaupun hanya 2 atau 3 orang yang merasakan tergantung mereka yang menilai”, lanjutnya.

Baca Juga :  Kapolda Jateng Hadiri Silaturahmi di Cilacap, Wujudkan Kamtibmas Kondusif

 

Kalau airnya di isi biasa sampai ke pembuangan dan terkait adanya keretakan bukan karena asal kerja, kita juga sudah lihat besteknya tadi bahkan pembesian lantainya pun kita kasi.

 

“Terkait adanya rembesan di lantai karena kan biasanya kalau embung itu kan agak corong sedikit kalau ini agak lurus ke atas sehingga rawan terjadi rembesan ini juga kesalahan tehnis kami, harusnya di cor dulu baru di plaster cuman pada saat itu cuaca tidak mendukung kadang hujan”, tutup Munajab Arfa.

 

Reporter : Saenal Abidin

Tanggapi Berita Ini