Generasi Millenial Jangan Apatis Politik

Faktual.Net, Surabaya, Jatim. Generasi milenial jangan membiarkan dirinya apatis terhadap politik dan pasif dalam menghadapi diskusi politik di media sosial. Argumen politik harus didebat tentunya dengan rasional. Hal tersebut disampaikan Amin Mudzakkir, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada Seri Diskusi Pemilu yang diselenggarakan Fakultas Hukum Universitas Katolik Darma Cendika.

Selain LIPI pada diskusi tersebut pihak panitia juga menghadirkan Arya Fernandes dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Abraham Sridjaja dari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).

Dalam materinya, Amin mengatakan bahwa generasi milenial harus terbuka untuk berjejaring dengan orang-orang yang berbeda ideologi di media sosial agar dapat melihat pandangan lain. Bahkan lebih jauh lagi, mendiskusikan dan mendebat narasi-narasi politik agar tidak menjadi narasi utama di media sosial.

Baca Juga :  Andi M Budihard Sambut Yudhianto Mahardika Daftar Bacawali Kendari di Perindo

“Algoritma media sosial membuat kita cenderung hanya terkoneksi dengan jaringan yang preferensinya sama dengan kita. Pada akhirnya media sosial tidak dapat menjadi jembatan dialog bagi kelompok yang berbeda ideologi”, kata Amin pada Minggu, 28/10/2018.

Ditempat yang sama Arya Fernandes menambahkan bahwa ada kecenderungan generasi milenial untuk menghindari isu-isu politik. Kecenderungan tersebut dapat dilihat dari hasil survei CSIS di tahun 2017 dan 2018. Generasi milenial juga cenderung tidak tertarik untuk terlibat dalam kerja-kerja politik diakar rumput.

Menambahkan 2 narasumber lainnya, Abraham Sridjaja melihat fenomena dalam politik harusnya disikapi politisi muda dengan membuat kreasi kampanye yang lebih berciri budaya populer sebab generasi milenial tidak lagi tertarik dengan metode rapat umum yang mendatangkan massa dalam jumlah besar.

Baca Juga :  Andi M Budihard Sambut Yudhianto Mahardika Daftar Bacawali Kendari di Perindo

Untuk itu, Arya dan Abraham sepakat bahwa partai politik perlu membuka akses struktural seluas-luasnya bagi generasi milenial agar dapat memberi warna dalam politik Indonesia. Partai politik juga harus menjalankan meritokrasi agar generasi milenial dapat melihat adanya jenjang karier politik dalam partai.

Penulis : Arianto Deni Chandra

Tanggapi Berita Ini