
Faktual.Net, Fakfak, Papua Barat – Dua pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ikan asap di Kelurahan Tanama, Distrik Pariwari, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Baru-baru ini mengikuti pelatihan dan pendampingan mengenai pengemasan vakum dan desain label kemasan di salah satu rumah warga pemilik ikan asap.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh tim pengabdian masyarakat Politeknik Negeri Fakfak (Polinef), untuk meningkatkan masa simpan dan nilai jual produk ikan asap, yang menjadi komoditas unggulan daerah.
Pelatihan yang diadakan pada 7 Juli 2024 melibatkan dosen-dosen Politeknik Negeri Fakfak, yaitu Maryati, S.Pd., M.Si Dessy Eka Kuliahsari, S.TP., MT.P dan Andi Roy, S.Kom., M.M serta dua mahasiswa Program Studi Agroindustri, bernama Isring Wailussy dan Hasim Rumasukun.
Materi yang disampaikan meliputi teori dan praktik langsung, serta evaluasi untuk memastikan transfer pengetahuan dan keterampilan yang efektif bagi peserta.
Kabupaten Fakfak, yang dikenal sebagai salah satu penghasil ikan terbesar di Papua Barat, masih menghadapi tantangan dalam hal pengemasan produk ikan asap.
Banyak produk yang dipasarkan tanpa kemasan yang memadai, sehingga rentan terhadap kontaminasi dan kualitas yang menurun.
Melalui teknik pengemasan vakum, masa simpan produk ikan asap dapat meningkat hingga tiga kali lipat, yang tentunya memperpanjang umur produk dan menjaga kualitasnya.
Selain itu, tim pengabdian masyarakat juga memperkenalkan pentingnya desain label kemasan melalui aplikasi Canva.
Pelaku UMKM dilatih untuk membuat desain kemasan yang menarik, yang dapat meningkatkan daya tarik produk baik di pasar lokal maupun pasar daring.
Pelatihan dimulai dengan pemaparan teori mengenai pengemasan dan desain kemasan menggunakan media presentasi.
Selanjutnya, peserta diberikan kesempatan untuk mempraktikkan langsung cara menggunakan mesin vakum untuk mengemas ikan asap, serta membuat desain label kemasan. Hasil desain yang telah dicetak kemudian diserahkan kepada peserta untuk digunakan dalam produk mereka.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat. Kami belajar cara mengemas ikan asap agar lebih tahan lama dan terlihat lebih menarik. Kami berharap ini bisa meningkatkan harga jual produk kami,” ujar Ibu Sarviani, salah satu peserta pelatihan.
Hasil evaluasi pelatihan menunjukkan tingkat kepuasan yang tinggi dari peserta. Salah satu pencapaian signifikan adalah peningkatan harga jual ikan asap, dari Rp 15.000 menjadi Rp 20.000 per ekor setelah menggunakan kemasan vakum.
Pengemasan vakum dan desain label kemasan tidak hanya memperpanjang daya simpan produk, tetapi juga memberikan daya tarik visual yang lebih baik. Hal ini membuka peluang bagi produk ikan asap untuk dipasarkan sebagai oleh-oleh khas Fakfak, baik di dalam maupun luar daerah.
Dosen Politeknik Negeri Fakfak berharap agar program serupa dapat terus dilaksanakan, dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, untuk mendorong pengembangan kapasitas UMKM di Kabupaten Fakfak.
“Program ini diharapkan dapat membantu lebih banyak UMKM lokal untuk bersaing di pasar yang lebih luas, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Fakfak,” harapnya. (Red).