Example floating
Example floating
Example 728x250
DaerahKesehatan

Cegah Penyakit Stunting, Butuh Kerjasama Lintas Sektor Di Pemerintahan

×

Cegah Penyakit Stunting, Butuh Kerjasama Lintas Sektor Di Pemerintahan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Faktual.Net, Tidore. Kebanyakan orang tua hanya melihat perkembangan dan pertumbuhan anaknya dari berat badan saja, jika berat badan cukup atau melihat pipi anaknya sudah sedikit tembam maka dianggap anak tersebut sudah sehat. Padahal, tinggi badan tak kalah penting untuk dipantau. Dan banyak yang belum menyadari bahwa anak pendek adalah permasalahan gizi yang cukup buruk bagi kesehatan anak.

Penyakit stunting adalah kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga menyebabkan ia lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya. Kondisi tersebut disebabkan oleh tidak tercukupinya asupan gizi anak, bahkan sejak ia masih dalam kandungan.

Example 300x600

Untuk itu butuh sinergitas sejumlah lembaga di Pemerintahan agar dapat memperhatikan persoalan tersebut, terutama bagi sektor di Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian Perdagangan dan UKM (Disperindagkop), Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Sosial.

Hal itu diakui kepala Dinas Kesehatan Kota Tidore Kepulauan dr. Abdullah Maradjabessy saat ditemui Faktual.Net diruang kerjanya berapa hari lalu, dia mengatakan permasalahan stunting ini harus dikeroyok secara bersama oleh lembaga terkait, sebab permasalahan utama mengenai penyakit tersebut dikarenakan pada persoalan ekonomi yang melemah dan ketahanan pangan berkurang.

Baca Juga :  Polres Kepulauan Seribu Gelar Tes Kesamaptaan Jasmani di Marina Ancol

“Bicara stunting itu sesungguhnya lebih pada soal ekonomi, karena ia mengalami kekurangan gizi, dan itu berarti pendapatan perkapita juga rendah. Untuk itu jika ingin mencegah stunting maka butuh sinergitas sejumlah lembaga di pemerintahan, karena masyarakat kita masih banyak yang kurang mampu,” tuturnya.

Tujuan dari kerjasama lintas sektor ini, kata leaki yang akrab disapa dengan sebutan dr. Dula itu, agar bisa mendapat solusi untuk mengeluarkan masyarakat dari kemiskinan, sehingga masyarakat ketika diwaktu sakit tidak perlu takut untuk berobat karena besarnya beban pembiayaan, maka dari itu instansi terkait seperti Dinas Perindagkop harus turut berperan aktif dalam memberikan bantuan agar mereka dapat membuka usaha, begitupun dengan Dinas Sosial yang harus memperhatikan tentang Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), smentara dinas ketahanan pangan harus mampu menydiakan kebutuhan pangan di Kota Tidore Kepulauan agar bisa dikonsumsi secara terus oleh masyarakat.

“Bagaimana masyarakat bisa memenuhi kesehatan yang baik kalau pendapatan mereka masih rendah, sehingga ketika berobat saja mereka sudah tidak bisa membeli makanan, atau anggaran yang mau dipakai untuk membeli sayur telah digunakan untuk membayar sekolah,” jelasnya.

Baca Juga :  Polres Gowa Gelar Apel Akbar Bersama Bupati dan Wakil Bupati Gowa, Jelang Purnabakti

Sementara dampak dari penyakit stunting tersebut, lanjut dr. Dula bisa berpotensi sampai pada penyakit ginjal, jantung dan penyakit gula jika sang anak mulai tumbuh dewasa, bahkan daya tangkap si anak juga akan semakin lambat dan membuat anak itu terlihat kurang pintar, untuk itu butuh perhatian serius oleh semua kalangan, mulai dari anak tersebut masih dalam kandungan maupun selama dua tahun proses pertumbuhan anak itu setelah dilahirkan.

“Pemerintah mengalokasikan banyak anggaran untuk sejumlah program yang dapat menghidupkan masyarakat baik melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), sampai pada BPNT dan bantuan sosial untuk menghidupkan masyarakat melalui usaha, tujuannya agar masyarakat bisa keluar dari kemiskinan, sebab kalau masyarakat ada yang sakit berat tentu membutuhkan biaya dengan puluhan juta, dan jika itu terjadi bagaimana masyarakat bisa mampu membayar itu semua sementara ekonomi mereka masih lemah,” tandasnya.

Penulis : Suratmin Idrus

Tanggapi Berita Ini
Example 300250
Example 120x600