Faktual.Net, Kendari, Sultra – Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM) beladiri khas Indonesia sudah merambah hingga kancah internasional.
Beberapa negara di dunia telah berdiri TSPM. Diantaranya Aljazair, Timor Leste, Singapura, Mesir, Taiwan, Pakistan, Jerman, Uganda, Maroko, Thailand, Lebanon, Sudan, Palestina dan di negara lainnya.
Ketua Pimpinan Daerah 113 TSPM Kota Kendari, Adyansah SPd menyatakan bahwa kiprah kekinian TSPM tak bisa dilepaskan dari perjuangan para pendiri organisasi beladiri silat tersebut. Dedikasi penuh untuk merawat budaya Indonesia.
“Para sesepuh dahulu berhasil merawat budaya Indonesia dalam dunia beladiri pencak silat,” ungkapnya, Jumat (6/8/2021).
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang memiliki ragam budaya yang unik. Seperti kasada di Bromo, karapan sapi di Madura, juga debus di Banten.
Budaya Indonesia, banyak diminati dan diterima di dunia internasional. Internasionalisasi TSPM, lanjutnya, adalah bentuk gerakan menduniakan budaya Indonesia.
TSPM tidak hanya menitikkan pada olah fisik. Melainkan juga pembinaan iman yang kukuh dan akhlak mulia.
Sebagaimana semboyannya, dengan iman dan akhlak saya menjadi kuat. Tanpa iman dan akhlak saya menjadi lemah.
Adit, sapaannya, mengajak kepada warga persyarikatan Muhammadiyah untuk membesarkan budaya pencak silat ini di Sulawesi Selatan. Apalagi pencak silat ini menyasar semua usia dan kalangan.
“Harus lebih semangat besarkan tapak suci, lebih khusus di Sulawesi Tenggara yang dikenal sebagai daerah yang jumlah penduduknya lumayan banyak mencapai 2,62 juta jiwa hasil sensus tahun 2020,” terangnya.
Sebagai informasi perguruan Tapak Suci berdiri sejak 31 Juli 1963 di Kauman, Yogyakarta. Ketua Umum pertamanya adalah H. Djarnawi Hadikusumo.
“Pada mulanya Tapak Suci didirikan atas desakan murid-murid Perguruan Kasegu kepada Pendekar Mohammad Barrie Irsyad. Meraka meminta agar didirikan satu perguruan yang menggabungkan beberapa perguruan sejalur seperti Cikauman, Seranoman dan Kosegu”, tutupnya.
Rasid