Daerah  

Tak Terima Dengan Kritikan, Satpol PP “Serang” Pedagang Di Tugulufa

Faktual.Net, Tidore. Diduga tidak menerima dengan kritikan salah satu pedagang bernama Mustafa Adam yang berjualan di kawasan pantai tugulufa terkait adanya satu unit tenda yang dipasang tepat dibelakang Warung Kopi Sahabat (tempat dia berjualan), Sehingga sangat menganggu aktifitasnya.

Membuat puluhan satpol PP kemudian menyerang yang bersangkutan untuk meminta klarifikasi atas kritikannya yang diposting melalui media sosial. “Saya jelas tidak terima dengan perlakukan mereka, karena mereka memasang tenda ini tanpa sepengetahuan saya, lagipula dengan adanya tenda ini juga sangat menganggu aktifitas saya saat berjualan, karena tempat yang biasa disediakan untuk pengungnjung yang datang ke Warung saya sudah terhalang oleh tenda,” ungkapnya saat ditemui media ini Jumat, (1/2/19).

Lebih lanjut, lelaki yang akrab disapa Tover itu kemudian menjelaskan kronologis kejadian, ia mengatakan bahwa setelah ia memposting tulisannya yang tidak terima dengan keberedaan tenda tersebut, tak berselang lama kemudian warungnya dihampiri puluhan Satpol PP yang kemudian memarahi dirinya karena telah membuat status demikian, sehingga mereka memaksa dia untuk meminta maaf atau mengkalrifikasi kembali pernyataannya di media sosial.

“Saya buat status itu sekitar jam 4, tak lama kemudian mereka datang dan marah-marah kepada saya, bahkan ada yang sempat mau angkat kursi lempar istri saya karena istri saya ambil video, padahal maksud saya melakukan demikian agar mereka bisa menghargai kami sebagai pedagang, sebab tenda yang mereka pasang ini juga kami tidak tau tujuannya apa, karena tidak diberitahukan,” jelasnya

Baca Juga :  Tak Profesional Tangani Kasus Pengeroyokan Kader HMI, Polres Wakatobi Dilaporkan ke Polda Sultra
Tenda yang dipasang tepat dibelakang Warkop Sahabat

Lebih lanjut, Tover menjelaskan bahwa sikapnya yang tidak menerima tindakan semena-mena yang dilakukan oleh Satpol PP itu karena dia merasa tempat berjualan yang dia pakai saat ini telah diberikan izin oleh pemerintah, bahkan mereka juga ikut membayar pajak sebulan sekali dengan nilai Rp. 250 Ribu.

“Insiden adu mulut tak berlangsung lama, kemudian saya langsung diajak untuk menemui Sekda (Asrul Sani Soleman) di Warung Amina, dalam pertemuan antara saya dengan sekda itupun saya tak sempat menjelaskan banyak hal karena ada gertak-gertak dari satpol yang terkesan mau pukul saya, tapi saya tidak menanggapi. Namun dalam pertemuan itu sekda kemudian menyampaikan siloloa (nasehat) kepada saya dan meminta saya untuk menyampaikan permintaan maaf, sementara pak Mantan Satpol PP (pak Dula) maunya saya menghapus status saya, karena menilai dari status saya membuat orang-orang ikut berkomentar menyuruh bakar tenda,” bebernya.

Kendati demikian, Tover berharap kepada walikota dan wakil agar bisa menegur puluhan satpol PP yang datang marah-marah yang terkesan sangat tidak beretika, sebab menurut dia sebagai pemerintah seharusnya dapat mengayomi masyarakat, bukan malah menunjukan kekerasan.

Baca Juga :  PWI Kabupaten Gowa Buka Puasa Bersama Dirangkaikan Dengan Berbagai Takjil Kepada Para Pengguna Jalan

Sekedar diketahui, postingan status yang disampaikan tover melalui akun facebooknya bernama Al Mustafa Putra Pemberontak itu berisi, “Tenda Carihal, Kalau ngoni tra hargai torang buat apa tong hargai p ngoni. Woe jang seenaknya ngoni biking model begini. Kurangajar jang kase tunjung p masyarakat ka, torang ini me bayar pajak lagi. Makan puji sampe su tra bapikir torang sudah”.

Postingan yang diunggah Mustafa melalui Akun Faceebook

Terpisah Ketika Dikonfirmasi perihal masalah tersebut, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tikep Yusup Tamnge mengaku tidak tau menau atas kejadian itu, sehingga ia berjanji akan mencari tau masalah tersebut.

“Saya tidak tau tentang kejadian itu karena saya baru pulang dan baru tiba dirumah malam ini, nanti saya akan tanya siapa yang suru mereka turun kesana. Terimakasih banyak atas infonya,” ujarnya saat dihubungi melalui telephone.

Tanggapi Berita Ini