Faktual.Net, Tidore. Sejumlah Massa aksi yang mengatasnamakan Komite Perjuangan Rakyat Maluku Utara (KOPRA-MU) pada Rabu 28/11/2018 yang melakukan aksi unjuk rasa terkait dengan anjloknya harga komoditi Kopra yang dialami oleh masyarakat Maluku Utara, lebih khususnya di Kota Tidore Kepulauan.
Dalam aksinya massa mendesak agar pemerintah daerah Kota Tidore Kepulauan menyikapi terkait dengan anjloknya harga komoditi Kopra karena diketahui saat ini di Kota Tidore para tengkulak hanya membeli dengan harga Rp.1200 – Rp.1.400 perkilogram, terutama di wilayah Oba yang sudah tentu berpengaruh pada daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, massa aksi juga meminta agar pemerintah daerah Kota Tidore mengevaluasi kinerja dari perusahaan umum daerah (Perusda) Aman Mandiri, serta membuat peraturan daerah terkait dengan harga Kopra.
Berselang beberapa menit kemudian massa pun diterima oleh Walikota Tidore Kepulauan Capt. Ali Ibrahim dan Wakil Walikota Muhammad Sinen, dalam pertemuan yang berlangsung di ruang rapat Walikota, Massa aksi melalui Taufik Kemal kemudian menyampaikan tuntutan dihadapan Walikota dan Wakil Walikota Tidore serta beberapa pimpinan SKPD teknis serta BUMD Aman Mandiri.
Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Kota Tidore Kepulauan melalui Walikota Capt H Ali Ibrahim dan Wakil Walikota Muhammad Sinen kemudian menjawab apa yang menjadi tuntutan dari Komite Perjuangan Rakyat Maluku Utara (KOPRA-MU), dimana dalam menyikapi anjloknya harga Kopra, Pemerintah daerah Kota Tikep sudah satu langkah lebih maju dari beberapa kabupaten kota lainnya yang berada di Provinsi Maluku Utara, Pasalnya melalui Perusda Aman Mandiri yang merupakan perusahaan plat merah milik pemkot Tikep itu sudah bisa mengantisipasi mengenai jatuhnya harga Kopra sehingga tidak merugikan petani saat terjadinya permainan harga yang dilakukan tengkulak.
“Pemerintah Kota Tidore melalui Perusda Aman Mandiri telah membeli hasil petani Kopra dengan Harga Rp,3.700 – 4000 perkilogram, tidak seperti apa yang di beli oleh para tengkulak dengan kisaran harga sebesar Rp.1.200 – 1.400 perkilogram,” kata Walikota dan Wakil Walikota dihadapan massa aksi.
Sementara pada Enam bulan sebelumnya, harga pembelian Kopra di Kota Tidore melalui Perusda senilai Rp 4,500 – Rp 5000 perkilo, hanya saja ketika terjadi penurunan harga secara Nasional, sehingga butuh penyesuaian oleh Perusda namun penyesuaian yang dilakukan tidak merugikan Masyarakat dan diketahui paling tertinggi nilai pembeliannya dibandingkan tengkulak.
Pada kesempatan ini juga ditegaskan Walikota dan Wakil Walikota, bahwa apa yang menjadi tuntutan masa aksi akan ditindaklanjuti baik masalah perekonomian maupun persoalan pendidikan sebagaimana yang tertuang dalam tuntutan, guna mewujudkan visi misi Argomarine yang membutuhan dukungan seluruh Stecholder di daerah ini.