Faktual.Net, Jakarta. Tak mau ketinggalan dalam persaingan ajang memamerkan produk unggulan lokal skala nasional, Pemerintah Kabupaten Buton Utara tampilkan produk beras merah organik sebagai komoditi unggulan lokal. Pameran yang diadakan oleh Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) diikuti oleh 416 kabupaten se-Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing daerah dalam merebut pasar global itu, di buka secara resmi oleh Presiden RI Joko Widodo, bertempat di Gedung Intenasional Exhibition Center (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD) City Tangerang, berlangsung pada tanggal 6-8 Juli 2018.
Selain ajang pameran, APKASI juga menfasilitasi bussines matching, mempertemukan buyer/investor dengan kepala daerah yang bisa memasarkan beragam produk komoditas unggulan lokal, destinasi wisata kelas dunia hingga peluang investasi.
Peluang tersebut tak disia-siakan oleh Abu Hasan Bupati Butur, yang turut hadir langsung mengawal produk unggulan beras merah yang dipamerkan dalam kegiatan tersebut. Salah satu negara yang melakukan penjajakan bisnis dengan Pemkab Butur adalah negara Denmark yang betujuan untuk menjajaki peluang kerjasama dibidang tanaman pangan khususnya beras merah yang jadi komoditi andalan daerah Butur.
“Pemkab Butur sangat bangga banyak peminat beras merah dalam pameran tersebut, hingga peluang kerjasama dengan negara yang berminat menjajaki potensi kerjasama pemasaran, antara lain negara Denmark” ungkap Abu Hasan.
Ditambahkannya bahwa tahun ini pihaknya akan melakukan pendataan potensi panen untuk mengetahui skala maksimal produksi tahunan demi menjawab tuntutan pasar global. Saat ini, terdapat seribu hektar lebih luasan padi organik beras merah di Butur, terdiri dari 400 hektar subsidi pemda Butur dan 600 hektar swadaya masyarakat, dengan hasil panen perhektar antara satu hingga dua ton beras utuh.
Harga komoditas beras merah saat ini di Butur mencapai 25 Ribu- 30 Ribu rupiah per kilo gram, sedangkan harga diluar Butur mencapai 70 ribu rupiah per kilo gram.
Pemerintah Butur sebelumnya telah menjadi salah satu kabupaten yang memproklamirkan pertanian organik khususnya beras merah di Sultra, dan telah menjadi anggota pertanian organik dunia yang berpusat di Jerman.
Jenis padi organik khususnya beras merah yang dikembangkan di Butur terdiri dari beberapa varietas yang memiliki nama lokal seperti Wakawondu yang artinya harum, Wakombe artinya merah, Watanta artinya hitam, yang merupakan produk heritage atau warisan leluhur masyarakat Butur yang sudah puluhan tahun hidup, namun baru berkembang sejak Abu Hasan memimpin daerah ini, dengan tujuan untuk memaksimalkan potensi ekonomi lokal masyarakat Butur.
Hal ini ungkapkan oleh Sadikin, Kabag Humas Butur yang turut hadir dalam pameran APKASI Otonomi Expo. Lebih jauh Sadikin menggambarkan antusiasme peserta pameran yang memborong beras merah yang dipamerkan dalam kegiatan tersebut. (Del).
Comment