Sehingga dalam kondisi ini kita harus berprilaku baik sebagai manusia dan yang di saat yang sama pula kita harus baik sebagai warga Negara, karena baik saja sebagai manusia itu tidak cukup karena dalam kehidupan Negara yang buruk maka manusia yang baik bisa menjadi yang buruk. Sebaliknya, kehidupan Negara yang baik dan individu yang buruk biasa membuat individu tersebut menjadi baik.
Idiots awalnya hadir dalam dunia politik, karena adanya sifat mementingkan diri sendri ataupun golongan. Sehinggan menyalahi hakikat dari politik tersebut yang bagaimana tempat untuk bermusyawarah demi mendapatkan hal baik ataupun kebaikan bersama.
Perilaku yang baik ataupun etis ini biasa dibangun dengan agama ataupun kearifan kearifan . Bagaimana menjadi warga Negara yang baik sebenarnya sudah tercantum dalam hakikat politik itu, yang berarti polis yang berarti tempat untuk melakukan musyawarah mufakat dibincangkan secara jalur konsesnsus nasional, bukan jalur kesewenang-wenangan, sehingga budaya berdasar dalam politik adalah budaya kewargaan atau civic culture bahwa dalam politik wajib menyadari dirinya sebagai warga Negara, oleh karena itu siap mengembang yang namanya civic jurdy harus siap melebur bukan karena keterpaksaan namun karena keikhlasan civic ataupun kewargaan yang baik.
Olehnya itu diperlukan kecerdasan Politik dalam dunia ini. Prof Yudi Latif mengatakan “ dalam mempengaruhi dan mendapatkan kekuasaan / politik setidaknya ada tiga hal yaitu “ kemampuan finansial, kemampuan poilitik dan kemampuan intelektual atau legitimasi kultural“ namun pada kenyaatannya Negara kita saat ini seolah-olah tidak memberikan ruang, kita ketahui bersama politik Indonesia dahulu itu dipimpin oleh kaum intelegensia sehingga semua elemen bias terwakilkan, namun pada hari ini perkembangan politik di Negara kita itu kehilangan satu poin intelegensia sehingga ketika di tempatkan di bawah presiden maka satu kali pemanggilan wakil-wakil rakyat langsung mati kutu.
Berbicara politik tidak hanya berbicara tentang system politik saja namun juga berbicara tentang transformasi sosial . Paling tidak ada dua hal yang harus diperhatikan dalam desain system politik Indonesia yaitu Indonesia adalah masyarkat majemuk sehingga harus diperhatikan bagaimana menjadikan kemajemukan ini menjadi sesuatu yang bersatu dengan semangat Bhineka Tunggal Ika.
Kemudian yang kedua Indonesia adalah kondisi masyarakat sosial. Indonesia adalah kondisi yang mewarisi keadaan pasca colonial yang di mana secara nyata kesenjangan dan ketidak adilan terjadi, oleh karena itu tugas system politik adalah mentransformasikan masyarakat miskin sampai pada impian Soekarno, di alam merdeka tidak boleh lagi ada orang miskin.
Sehingga pemikiran Jeremy Bentham tentang keadilan yang dilakukan untuk sebagian itu dikritik oleh John Cosnhib bahwa kebahagian itu adalah untuk semua ataupun harus menyeluruh karena semua orang berhak bahagia, maka dari itu rumusan kita adalalah “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia“ Sehingga demokrasi harus diarahkan untuk kebaikan bersama, karena ketika hal ini tidak berlandaskan system poltik pancasila maka tunggulah Tsunami Demokrasi akan menimpa Indonesia ini.
Kalau kita pakai pendapat David Einstein paling tidak system Politik itu harus jelas, input, proses dan output . Sehingga kita memakai plural multikuralisme yang bukan tujuan untuk mematikan keragaman , sehingga desain politik Indonesia harusnya memiliki desain antara perwakilan dan desain kelompok yang tidak terwakilkan dengan pihak yang satu sehingga semua bias terwakilkan. Contoh Di Iran , Yahudi dll mereka semua memiliki perwakilan di Parlemennya. Cepat atau lambat banyak Negara akan belajar di Indonesia dengan system Politik Pancasila ini. Sehingga dulu ketika GBHN masi ada memang penting karena memang bagaimana melakukan sebuah system yang baik ketika semua harus menggunkan sitem pasar.