Religi  

Hapus Keburukan Dengan Amalan Kebaikan

Faktual. Net, Kendari. Al-Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata, adapun sabda Nabi shallallāhu àlaihi wa sallam:

“Ikutkanlah kesalahan dengan amal baik, yang akan bisa menghapusnya”. (HR. Tirmidzi dan Abu Daud).

Secara zhahir hadits tersebut menjelaskan bahwa kesalahan itu akan terhapus oleh kebaikan.

Dan telah berlalu penyebutan keterangan-keterangan yang menjelaskan bahwa kesalahan akan terhapus dari catatan para malaikat oleh amal kebaikan jika beramal setelahnya.

Àthiyyah Al-Àufa berkata:

“بلغني أنه من بكى على خطيئة محيت عنه ، وكتبت له حسنة”

“Telah sampai kabar kepadaku bahwa barangsiapa yang menangisi kesalahannya maka akan terhapuslah kesalahan tersebut darinya, dan dicatat pahala untuknya”.

Dan juga Àbdullāh bin Àmr berkata:

“من ذكر خطيئة عملها ، فوجل قلبه منها ، فاستغفر الله عز وجل لم يحبسها شيء حتى يمحوها عنه الرحمن”.

“Barangsiapa yang teringat akan kesalahan yang telah ia perbuat lalu hatinya menjadi takut karenanya sehingga ia berisitighfar kepada Allāh àzza wa jalla maka tidak ada sebuah perkara pun yang menghalangi kesalahannya tersebut hingga terhapuskan oleh Ar-Rahmān”.

Dan juga, Bisyr bin Al-Hārits berkata:

بلغني عن الفضيل بن عياض قال : بكاء النهار يمحو ذنوب العلانية ، وبكاء الليل يمحو ذنوب السر .”

“Telah sampai kabar padaku dari Fudhail bin Ìyyādh berkata, ‘Menangis di siang hari itu menghapuskan dosa yang dilakukan terang-terangan dan menangis di malam hari itu menghapus dosa yang dilakukan dengan tersembunyi”.

Dan, kita telah menyebutkan sabda Nabi Shallallāhu àlaihi wa sallam:

أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو الله بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟” قَالُوا: بَلَى. يَا رَسُولَ اللّهِ! قَالَ: “إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ علَى الْمَكَارِهِ. وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسْاجِدِ. وَانْتِظَارُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ. فَذلِكُمُ الرِّبَاطُ”

“Maukah kalian aku tunjukkan amalan yang dengannya Allāh akan menghapus kesalahan-kesalahan dan mengangkat derajat-derajat?”.

Para shahabat menjawab, “Tentu mau, wahai Rasulullāh!”.

Beliau bersabda, “Menyempurnakan wudhu di saat yang tidak disukai, memperbanyak langkah kaki ke masjid, dan menunggu shalat setelah selesai menunaikan shalat, itulah ar-ribath (berjaga-jaga; penj.)”. [HR. Muslim].

Penulis : Al-Ustadz Hudzaifah bin Muhammad hafizhahullah.

Tanggapi Berita Ini