Faktual.Net, Sinjai, Sulsel. Tim peneliti Badan penelitian aset negara Lembaga Aliansi Indonesia (BPAN LAI Sul-sel). Sekali gus warga Sinjai Muhammad Said Mattorean mengatakan bahwa pembangunan yang berkualitas itu tidak akan Cepat rusak, jika sesuai dengan RAB dan perencanaan awal dari dana APBD Tk 1 yang peruntukkannya untuk masyarakat ini.
“Namanya pembangunan yang berkualitas itu tidak akan rusak, tapi ini diduga tidak sesuai dengan RAB dan perencanaan awal. Tidak semudah itu rusak. Ini berarti, ada dugaan kelalaian di dalamnya, baik mulai dari pekerja, konsultan, kontraktor maupun instansi terkait,” ungkapnya.
Dia sangat prihatin apalagi sumber dana dari pembangunan tersebut berasal dari dana APBD Tk 1 yang diperuntukkan untuk masyarakat menikmati pembangunan tersebut.
“Walaupun dari pajaknya yang menanti, tapi itu tidak jadi masalah, yang penting kualitas dijaga, kok sudah ada yang rusak. Ada apa?,” ujar Said.
Bagaimana dengan Pekerjaan Konstruksi Instansi Pemerintah Propinsi Sulawesi selatan satker Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Pelaksana PT. Cahaya Seppang Bulukumba, Sumber Dana dari APBD Tk1, Paket Pembangunan Jalan Ruas Palampang-Munte-Botolempangan
Seperti pekerjaan talud pembangunan jalan Ruas Munte-Botolempangan dengan Job Mix Design (JMD) dan memiliki Job Mix Formula (JMF) agar menghasilkan mutu Betong/Campuran sesuai dengan mutu yang dipersyaratkan,Apakah masuk Jika Kronologis/Histori jika pandangan pihak terkait sebagai berikut:
Pekerjaan talud yg terletak di jalan penghubung Munte-Boto Lempangan ambruk sehari setelah pekerjaan itu selesai.tim Badan Peneliti Aset Negara.yang berkunjung di lokasi kejadian menduga adanya kelalaian di dalam pengerjaan,
Menurutnya Pantauan Tim BPAN LAI Sul-sel. Mengenai Kwalitas pekerjaan tersebut di sinyalir ada unsur Kelalaian, Sebab ,tempat dan Akses jalan memiliki kemiringan ektrim (terjal) dan taludnya tampak tegak lurus, kelihatan tak berpancang Sebelumnya, jika di lihat Kondisi tanah di sekitar nya tampak labil ditambah lagi pinggiran area persawahan .
“Seharusnya ini di buat secara bertingkat ,dan buatkan pancang beton karna tanah labil karena di sekitar bangunan itu di .sekililngnya sawah,kaki pondasi harus di buat lebih keras agar pondasi tidak mudah amruk. ucapnya Said.
Ditempat yang sama, salah satu warga yang enggang di sebut namanya, juga membenarkan, “betul, selain dari terjal dan tegak,tanah nya juga labil pak” jelasnya.
Terpisah,pengawas lapangan saat ditemui di depan kantor Desa bonto LEMPANGAN dan hendak dipertanyakan tempat dan kronologis kejadian itu, terkesan menyembunyikan, pasalnya, pihaknya seolah-olah tidak mengetahui tempat kejadian tersebut, padahal dirinya adalah pengawas, karena pada saat media membuntuti nya mereka berada di area bangunan Ambruk.
(Dzul)