Religi  

Anies Baswedan Menyambut Hangat Dialog Islam – Khonghucu

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan foro bersama dengan Xs. Budi S. Tanuwibowo (Ketum Deroh MATAKIN), Teddy Sugianto (Ketua INTI), Victor Hartono (Jarum Foundation), Ompu Daulat Raja Agung Panuturi Hasadaon, Dr. Jooner Rambe, S.E., M.M. dan beberapa tokoh agama.

FAKTUAL.NET, JAKARTA – Negara Indonesia begitu kaya akan beragam suku, agama, ras, budaya termasuk bahasa daerah sekitar 742. Bhinneka Tunggal Ika melambangkan kemajemukan itu.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan yang sangat penting adalah persatuan. Dan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu yang telah didengungkan dalam Sumpah Pemuda 1928 mempunyai peran penting. Apalagi jika kita menengok kembali perjuangan Sutan Takdir Alisyahbana tahun 1930 mendirikan kursus bahasa Indonesia di darah Senen.

Para Tokoh Dialog Islam – Khonghucu memukul gendang tanda dimulai acara.

Coba bayangkan jika kita tanpa da bahasa pemersatu pasti sangat repot dalam berkomunikasi mesti menggunakan penterjemah. Contohnya Uni Eropa dengan 28 bangsa dan 21 bahasa resmi.

“Kekuatan Indonesia bukan pada kebhinnekaannya, namun dalam merawat persatuan,” kata Anies dalam acara dialog Islam – Khonghucu di Hotel Hariston, Jakarta, Minggu (06/10/2019).

Kebhinnekaan juga ada di India bahkan lebih ekstrim daripada di Indonesia.

Implementasi Bhinneka Tungga Ika menurut Anies Baswedan adalah kemampuan untuk mendengar, menghargai, mengimplementasikannya baik yang satu golongan terlebih antar golongan. Seperti yang tercermin dalam Peringatan Hari Lahir Nabi Agung Kongzi ke 2570 dengan diadakannya Dialog Islam – Khonghucu oleh Pengurus Pusat MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia) bersama jajarannya.

Pemerintah Provinsi DKI sangat mendukung upaya dialog antar agama semacam itu. Karena sebagai gubernur harus mengayomi semua golongan, etnis, agama yang ada di Provinsi DKI.

( Lili Judarti )

 

Tanggapi Berita Ini