FAKTUAL.NET – JAKARTA, DIAN SASTROWARDOYO. Ia adalah seorang pekerja seni, pengusaha dan ibu dari dua anak. Lahir di Jakarta tanggal 16 Maret 1982, Dian Sastrowardoyo memulai karir di dunia hiburan saat berusia 14 tahun ketika memenangkan kontes bakat yang diselenggarakan oleh salah satu majalah remaja di Indonesia.
Film pertama Dian adalah “Bintang Jatuh” (Sutradara Rudy Soedjarwo, 2000). Disusul dengan “Pasir Berbisik” (Sutradara Nan Achnas), “Ada Apa dengan Cinta” (Sutradara Rudy Soedjarwo) dan sampai sekarang Dian telah membintangi belasan film serta memenangkan beberapa penghargaan, antara lain : Special Jury Award For The Most Promising Actress, 50th Asia Pasific Fim Festival 2005 di Kuala Lumpur, Best Actress Category, Deauville Asian Film festival 2002 di Perancis, Best Actress – Singapore International Film Festival 2002 di Singapura dan Aktris Terbaik di Festival Film Indonesia 2002.
Tahun 2017, Dian kembali bermain film dan memerankan tokoh pahlawan perempuan Kartini, dalam film dengan judul sama (Sutradara Hanung Bramantyo, 2017), dan proyek terakhir Dian adalah film layar lebar “Aruna dan Lidahnya” (Sutradara Edwin, 2018) tayang September 2018 serta sebagai salah satu artis pendukung dalam film “The Night Comes For Us” (Sutradara Timo Tjahjanto, 2018) yang saat ini tengah diputar di Netflix.
Dian juga aktif di bidang pendidikan, usaha dan kegiatan sosial yang bermuara pada bidang, pemberdayaan perempuan, dan budaya Indonesia. Terlepas dari popularitas serta jadwalnya yang padat, Dian selalu menetapkan keluarga sebagai priortias pertama. Ia menetap di Jakarta bersama suami dan anaknya.
RAHABI MANDRA
Ia memulai karirnya di industri film tahun 2013 sebagai sutradara dan penulis skenario. Film panjang pertamanya berjudul “2014” (2014) mendapat nominasi Skenario Terbaik di Festival Film Bandung 2015. Karya terbaru yang ia sutradarai adalah “Welcoming Video” (Presiden naik motor menuju GBK) untuk Opening Cereminy Asian Games 2018.
Peraih Piala Citra 2017 untuk Penulis Skenario Adaptasi Terbaik lewat film “Night Bus” ini pernah menjabat sebagai Kepala Program Studi salah satu kampus film di Jakarta dan sekarang bekerja sebagai “Head Writer” di Base Entertainment.
SAMMARIA SARI SIMANJUNTAK
Film pendek Sammaria Sari Simanjuntak dipilih dalam festival film internasional termasuk Festival Film International Berlin. Film-filmnya “Cin(t)a” (2009). Demi Ucok (2013) dan “Sesat” (2018) mendapatkan pujian dan penghargaannya termasuk Best Oroginal Screenplay dari Piala Cintra dan Film Terbaik oleh Majalah Tempo.
BASE ENTERTAINMENT
Base Entertainment sebuah studio film baru yang merupakan gabungan 3 perusahaan film : Salto Films yang didirikan Shanty Harmayn (Produser Garuda di Dadaku, Sang Penari), Million Pictures oleh Ben Soebiakto dan Aoura Chandra (Produser Negeri 5 Menara) dan Kawi Content berbasis di Singapura yang didirikan Tanya Yuson.
Base Entertainment fokus pada kegiatan pendanaan. Cerita dan IP (Intellectual Property) serta istribusi film di Indonesia. Base Entertainment memproduseri tiga rangkaian film Joko Anwar bersama Ivanhoe Pictures, CJ Entertainment dan RAPI Films.
Selain itu BASE juga berpartisipasi dalam pendanaan film anak-anak Kulari ke Pantai (2018) dan Bebas (2019) karya Mira Lesmana dan Riri Reza. BASE juga melakukan co-production dengan New Amsterdam Film Company dan film war thriller berjudul The East Indies karya sutradara Belanda, Jim Taihuttu (rilis 2020) dan tengah mengembangkan sebuah cerita dari adaptasi novel grafis terbaik dan terkenal dari Filipina Trese, karya Budjette Tan dan Kajo Baldisimo.
Di akhir 2018, Base Entertainment mengumumkan kemitraan dengan Dian Sastrowardoyo untuk memproduseri 3 film, dengan Dian Sastrowardoyo selaku produser kreatif.
(Johan Sopaheluwakan)