Faktual.Net, Jakarta-Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, menggelar kegiatan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat kelurahan. Sebanyak 98 usulan dengan nilai anggaran sekitar Rp 37.891.238.486 dibahas.
Ikut hadir dalam Musrenbang Tingkat Kelurahan Sungai Bambu, anggota DPRD DKI Jakarta Steven, Dewan Kota Muhammad Sidik, Camat Tanjung Priok Syamsyul Huda, Lurah Sungai Bambu Sumarno, Perwakilan Suban Peko Jakarta Utara, Kepala UKPD Satuan Pelaksana (Satpel) UKPD Teknis Kecamatan, Kepala Puskesmas Kelurahan, para Ketua RW, LMK, pendamping rembuk RW hingga tokoh masyarakat Sungai Bambu
Lurah Sungai Bambu menuturkan, sebanyak 988 usulan tersebut berdasarkan hasil Rembuk RW yang telah dilaksanakan di 10 RW dari tanggal 13-17 Januari 2020 lalu.
“Usulan dari Rembuk RW berupa infrastruktur kota, penyedian barang untuk kebutuhan masyarakat, serta penyediaan sarana kebersihan,”kata Sumarno, Rabu (22/01/2020).
Ia menjelaskan dari 98 usulan dari Rembuk RW ini berdasarkan usulan per SKDP dengan tujuan Sudin Sumber Daya Air ada 52 usulan, Sudin Bina Marga 20 usulan, Sudin Kesehatan 9 usulan, 2 usulan Sudin Pariwisata dan Kebudayaan, Sudin Pendidikan Wilayah 1 (1), Sudin Perhubungan (7), serta Sudin Perindustrian dan Energi (6).
“Usulan dari Rembuk RW mayoritas untuk pembangunan fisik seperti peningkatan jalan dan perbaikan saluran air,”terang Sumarno.
Sementara itu, Wali Kota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko yang hador dalam kesempatan itu. Sigit mengatakan jika kegiatan ini merupakan kontinuenitas dari rembuk tingkat RW. “Dan jika berbicara perbandingan Musrenbang 2019 untuk rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020 dengan yang Kita kerjakan sekarang ada peningkatan sekitar 34 persen,” katanya.
Menurut Sigit, dengan meningkatkannya usulan rencana tersebut, tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah mulai Naik. “Artinya sebuah proses yang bagus, dimana Ada tingkat kepercayaan masyarakat sekaligus apresiasi masyarakat kepada kinerja pemerintah semakin meningkat,” ujarnya.
Namun demikian, Sigit menegaskan agar usulan yang disampaikan adalah kebutuhan yang tidak hanya menyelesaikan keperlukan saat ini saja. “Tapi juga merupakan pola investasi yang punya daya pakai lebih di kemudian hari. Sehingga pergerakan masyarakat, termasuk pergerakan ekonomi di Kelurahan akan semakin mengeluarkan masyarakat sendiri. Masyarakat akan punya ketahanan terhadap hal hal yang sifatnya kebutuhan dasar. Kalau perlu Kita ciptakan sosok Jakarta Utara yang mempunyai ciri khas tersendiri yang membedakan dengan wilayah lainnya,” tuturnya.(Johan/Amin)