Faktual.Net, Buton Tengah, Sultra — Pasca lebaran Idul Fitri 1444 H, Ikatan Pemuda Bagea Raya (IPBR) gelar hajatan budaya Mansa, di Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Selasa (25/04/2023).
Kegiatan ini bertajuk “Silahturahim dan Refleksi Kebudayaan Mansa Dalam Pusaran Masa”
Acara tersebut dibuka lansung secara resmi oleh Camat Mawasangka Sahirudin dan ditandai dengan pemukulan gendang oleh tokoh pendidikan Sulawesi Tenggara (Sultra), Azhari mantan Rektor USN 19 November Kolaka.
Di Mawasangka, silat atau mansa telah ada sejak dahulu dan telah menjadi tradisi leluhur khususnya di Kecamatan tersebut dan sempat terkikis oleh zaman era disrupsi atau era zaman serba teknologi canggih, sehingga terjadinya inovasi dan perubahan secara masif.
Saat diwawancarai media ini, Camat Mawasangka, Sahirudin S.Pd MM, mengatakan tujuan kegiatan pencak silat atau mansa adalah warisan para leluhur Mawasangka pada saat itu. Setiap pasca lebaran Idul Fitri pasti ada kegiatan mansa di Bagea yang bertempat di pelataran rumah Bapak Dr Muis. Namun, setelah tahun 90-an ke atas kegiatan ini sempat terputus generasinya dan vakum.
“Setelah putus generasinya, kegiatan ini tak terlihat lagi kaya ditelan bumi, allhamndulillah generasi muda sekarang melalui IPBR kembali menghidupkan kegiatan budaya ini dan kami berikan apresiasi, mudah-mudahan bisa berkelanjutan,” ucapnya.
Sahirudin berharap kegiatan tetap dirutinkan dan berkoordinasi bersama pemerintah agar anggaranya dipersiapkan, yang penting pengurus IPBR ini jelas dalam mengheandle kegiatan budaya, agar pemerintah kecamatan memfasilitasi.
“Harapan pemerintah kecamatan terkait budaya leluhur kita harus dilestarikan dan tetap dijaga keberadaannya sehingga tidak hilang dimakan waktu,” harapnya, sekaligus membuka kegiatan dalam sambutanya.
Rencana pemerintah Kecamatan Mawasangka akan memindahkan tempat pusat kegiatan budaya di Lingkungan Liwuwano yang berbatasan dengan Desa Wasilomata.
“Pusat kegiatan budaya ini nanti akan di pusat di Liwuwano yang sudah dibuatkan bangunan sanggar budaya oleh pemerintah, kalau ada kegiatan budaya nanti akan ditempatkan disana saja,” ujarnya lagi.
Semetara itu, Ketua IPBR Irsyad Fauzan menjelaskan di zaman Globalisasi ini, perkembangan teknologi semakin canggih, kemudahan akses informasi ikut serta membawa perubahan terhadap kebudayaan.
Manusia manusia saat ini, masi kata dia, berbondong-bondong meninggalkan gaya hidup tradisional, menuju gaya hidup modern. Sehingga budaya budaya warisan leluhur mulai terkikis oleh zaman. Namun, masyarakat saat ini banyak dipengaruhi oleh budaya barat.
“Seharusnya masyarakat Indonesia khusus Mawasangka patut mencontoh negara china. China adalah negara maju yang terkenal dengan kemajuan teknologinya. Namun masyarakat Cina masih menjunjung tinggi nilai nilai kebudayaan,” ucap dalam sambutanya.
Tak hanya itu, dengan adanya kegiatan ini bisa menjadi wadah silahturahim dan memberikan dampak positif kepada masyarakat.
“Kami berharap semua pemuda yang ada di lingkungan bagea, harus terus aktif dalam kegiatan-kegiatan lainnya yang ada di lingkungan Bagea,” ucapnya.
Dalam laporanya, Ketua panitia pelaksana Ahmad rifaldi mengucapkan rasa terimakasih kepada camat, toko adat dan masyarakat Mawasangka yang telah menghadiri kegiatan ini.
“Kami selaku IPBR berkomitmen untuk terus melakukan kegiatan positif yang bermanfaat bagi masyarakat, baik itu di bidang budaya dan lain sebagainya” tutupnya.
Terpantau kegiatan ini dihadiri ratusan masyarakat Mawasangka, yang sedang menyaksikan prosesi mansa secara bergantian dan bersorak.
Sekedar informasi, kegiatan ini akan berlanjut sampai pada 25 – 27 April 2023.
Penulis: Kariadi