Musik Keroncong dari Tugu untuk Anak dan Remaja di Rusunawa Tambora

Faktual.net – Jakarta Barat, DK Jakarta – Pada Sabtu (24/8/2024) Agustus 2024, Tim Pengabdian Masyarakat Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia yang diketuai oleh Dr. Palupi Lindiasari Samputra, berperan dalam mendampingi Grup Krontjong Toegoe mengadakan kegiatan pengenalan musik keroncong pada anak dengan tingkat pendidikan beragam, mulai tingkat SD hingga SMP yang berlangsung di Rusunawa Tambora Jl. Angke Jaya No 4 Tambora Jakarta Barat.

Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat Anak terhadap musik keroncong yang merupakan warisan tak benda jakarta. Kegiatan ini juga didukung oleh Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat yang diwakili oleh Budi Hartati. Musik memiliki peran penting bagi pendidikan anak, dimana tidak hanya meningkatkan kemampuan motorik, juga menumbuhkan rasa (afektif), dan mendukung perkembangan kognitif.

Kegiatan ini diawali dengan menstimulus anak dengan mendengarkan terlebih dahulu lagu “Surilang “ yang ditampilkan oleh Grup Musik Krontjong Toegoe.

Dari 25 anak yang mengikuti kegiatan ini, tidak ada satupun yang bisa menyebutkan lagu daerah Indonesia tersebut. namun untuk lagu nasional seperti “Tanah Airku” cukup familiar bagi anak-anak karena kerap diputar di berbagai media.

Dr. Palupi menilai bahwa, “Identitas bangsa Indonesia lahir dari penggalian nilai-nilai budaya yang ada di seluruh daerah di Indonesia. Sehingga tumbuhnya karakter nasionalisme perlu diawali dengan kecintaan terhadap budaya daerah asal,” ujarnya.

Baca Juga :  Wali Kota Jakarta Utara Resmikan Sekolah SPSN Bale Bermain Abdi Praja

Lebih lanjut, Agnes Poerbasari, MSi menegaskan, “Kecintaan terhadap budaya daerah akan tumbuh jika sejak usia dini telah di perkenalkan baik adat istiadat, makanan, hingga musik yang menjadi ciri khas daerah asal,” ujarnya.

Pada Sesi Bermain Musik, Lisa Michiels memperkenalkan Personel Grup Musik Krontjong Toegoe yang terdiri dari pemain bass Arthur James, gitar oleh Illo Djeer, macina oleh Macina Michiels, Prounga 1 oleh Adrian, Prounga 2 oleh David Kristomi, Cello oleh Nicolaus Ola, dan pemain perkusi oleh M. Fuad.

Masing-masing personel mendemokan alat musiknya secara bergantian. Hal ini bertujuan agar anak mengenal serta dapat membedakan berbagai alat musik tersebut berdasarkan nama, bentuk dan suara.
Ketujuh alat musik tersebut yang biasa digunakan oleh grup musik keroncong dari Kampung Tugu, khususnya Krontjong Toegoe.

Yang menarik, Macina Michiels merupakan alat musik khas yang hanya digunakan grup musik Krontjong Toegoe.

Informasi yang belum banyak publik ketahui adalah ciri khas lain musik keroncong dari Tugu dibanding musik keroncong daerah lainnya di Indonesia terlihat dari iramanya lebih cepat dan menggunakan alat musik rebana sebagai influence dari Moor

Antusiasme anak-anak cukup tinggi untuk mengenal alat musik keroncong, hal ini terlihat dari mereka saling berlomba untuk menjawab kuis dari Lisa Michiels dalam menyebutkan alat musik keroncong berikut pemainnya.

Baca Juga :  Wali Kota Jakarta Utara Resmikan Sekolah SPSN Bale Bermain Abdi Praja

Tidak hanya pengetahuan teoritis terkait jenis, dan fungsi alat musik, anak-anak juga diajarkan praktik memainkan alat musik tersebut sesuai minat anak. Beberapa anak langsung memilih alat musik yg ingin dipelajari dan sebagian lagi khususnya anak perempuan memilih menjadi vokalis.

Acara berlangsung meriah dan penuh makna, karena dalam hitungan tidak sampai satu jam anak-anak mampu membawakan lagu “Apuse” dengan alat musik keroncong.

Acara ini membawa pesan untuk pelestarian budaya betawi, bahwa cara strategis untuk melestarikan musik keroncong adalah menumbuhkan minat bermusik anak dan remaja melalui pengenalan musik sedini mungkin, sehingga di masa depan akan bermunculan tunas-tunas muda yang memiliki minat untuk mengembangkan musik keroncong asli betawi.

Reporter: Johan Sopaheluwakan / Palupi L. S. 

Tanggapi Berita Ini