Keutamaan Malam Lailatul Qadar Akan Di Dapatkan Oleh Setiap Hamba Yang Beribadah Di 10 Malam Terakhir

Faktual.Net. Allah Ta’ala Berfirman :

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar.

وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ
2. Dan tahukah kamu apa itu malam Lailatul Qadar ?

لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
3. Malam Lailatul Qadar itu lebih baik daripada 1000 bulan.

*يعني : العمل فيها أفضل من عبادة ألف شهر*
Maksudnya : Beramal Pada Malam itu Lebih Baik (utama) daripada beribadah selama 1000 bulan (83 thn, 4 bulan).

Maka Sholat 2 raka’at yang anda lakukan dimalam itu lebih baik (afdhal) disisi Allah Azza wa Jalla, daripada anda beribadah selama 1000 bulan (83 thn, 4 bulan), demikian pula bacaan Alqur’an, Dzikir, dan Sedekah serta ibadah lainnya dimalam itu, lebih baik di sisi Allah daripada anda beribadah kepada Allah selama 83 thn, 4 bulan, Subhanallah, Allahu Akbar.

Karena itulah, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam bersabda :
*من حرم خيرها فقد حرم*
Barang Siapa Yang diharamkan dari kebaikan Malam Lailatul Qadar itu, Maka Sungguh dia telah diharamkan dari sekian banyak kebaikan.
[Shohih At Targhib Wat Targhib Syaikh Albani].

تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
4. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin RobbNya untuk mengatur semua urusan.

Maksudnya : Para malaikat yang turun ke dunia dimalam itu amatlah banyak, bahkan malaikat Jibril pun ikut turun menyaksikan kejadian dimalam yang mulia itu, dan turunnya mereka dimalam itu bersama dengan turunnya berkah dan rahmat Allah bagi penduduk dunia dari kalangan kaum muslimin.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam bersabda :
*إن الملائكة تلك الليلة في الأرض أكثر من عدد الحصى*
Sesungguhnya Para Malaikat yang (turun) kedunia dimalam itu, jumlahnya lebih banyak daripada jumlah batu-batu kerikil.
[HR. Ahmad dari Sahabat Abu Hurairoh, Ash Shohihah].

سَلَٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ
5. Keselamatan pada malam itu sampai terbitnya fajar.

Berkata Imam Mujahid Bin Jabr Rahimahulloh : Malam Lailatul Qadar itu dikatakan *Selamat* karena para syaithon dimalam itu tidak sanggup untuk melakukan kejelekan dan tidak mampu untuk mengadakan gangguan sedikitpun.
[Tafsir Ibnu Katsir 4/352]

Berkata Imam Asy Sya’bi Rahimahulloh : Do’a Keselamatan Para Malaikat Dimalam Lailatul Qadar itu *akan diraih (didapatkan) oleh setiap Ahlul Masaajid (Hamba-Hamba yang beribadah di masjid)* sampai terbitnya Fajar.
[Jaami’ul Bayan 30/358, dan Tafsir Ibnu Katsir 4 /352]

Baca Juga :  PEWARNA Indonesia PD DKI Jakarta Didukung Pengurus Pusat Buka Safari Berbagi Kasih di 5 Wilayah DKI

FAIDAH :

Untuk mendapatkan kesempurnaan pahala dimalam *Lailatul Qadar,* hendaknya anda menetap (fokus ibadah) didalam masjid mulai terbenam matahari diwaktu maghrib sampai masuknya waktu fajar (Sholat Shubuh), sebab keutamaan ibadah yang lipat gandakan dimalam itu dimulai dari terbenamnya matahari hingga terbit fajar (shubuh).

Dan inilah pendapat yang lebih dekat kepada kebenaran tentang *batas minimal* seseorang dianggap beri’tikaf, yaitu *satu malam* (mulai matahari terbenam sampai terbit fajar shubuh). atau *satu hari* (mulai terbit fajar shubuh sampai matahari terbenam) sebagaimana yang zhohir pada hadits Umar Ibnul Khottob Radiyallohu Anhu (HR. Bukhari & Muslim)

Keutamaan ibadah yang tercantum dalam ayat yang mulia ini, nampak jelas berlaku umum bagi seluruh umat islam yang beribadah dimalam itu, baik dia menyadarinya ataukah tidak menyadari. Dan tidak berlaku khusus untuk orang tertentu saja.

Kalau seandainya keutamaan malam itu hanya diraih oleh orang tertentu saja, lalu untuk apa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam menganjurkan dan memberikan motivasi kepada umatnya untuk mencarinya di 10 Malam Terakhir dan khususnya dimalam-malam ganjil?

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam menganjurkan umatnya untuk mencari keutamaan malam Lailatul Qadar di 10 terakhir, khususnya dimalam ganjil sebagaimana dalam riwayat Bukhory & Muslim dari hadits Aisyah Radiyallohu Anha.

Dalam Riwayat Bukhory dari hadits ibnu Abbas & Riwayat Muslim dari Hadits Abu Sa’id Al-Khudry Radiyallohu ‘Anhuma, Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam memerintahkan untuk mencarinya di 9 malam yang tersisa, 7 malam yang tersisa, 5 malam yang tersisa, 3 malam yang tersisa, 1 malam yang tersisa.

Berdasarkan riwayat-riwayat ini, maka Sahabat Abu Sa’ id Al-Khudry Radiyallohu Anhu menjelaskan bahwa Perhitungan malam ganjil itu, kadang di hitung dari malam yang terisisa (di hitung dari belakang) yakni apabila telah berlalu malam 21, maka berikutnya malam 22, itulah 9 malam yang tersisa.

Apabila telah berlalu malam 23, maka berikutnya malam 24, itulah 7 malam yang tersisa.

Baca Juga :  PEWARNA Indonesia PD DKI Jakarta Didukung Pengurus Pusat Buka Safari Berbagi Kasih di 5 Wilayah DKI

Apabila telah berlalu malam 25, maka berikutnya malam 26, itulah 5 malam yang tersisa, (dan seterusnya) [HR. MUSLIM].

Keterangan sahabat Abu Sa’id Al-Khudry Radiyallohu Anhu ini, sama seperti yang dijelaskan pula oleh :

1. Imam Ibnu Hazm Rahimahulloh (Al Muhalla 4/457)

2. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahulloh (Majmu Al-Fatawa 25/284-285)

Beliau berkata : Jika bukan Romadhan ternyata 30 hari, berarti malam ke – 30 adalah malam yang menggenapi. Jika dihitung dari hari terakhir maka malam ke 22, itulah 9 malam yang tersisa. Malam ke 24, itulah 7 malam yang tersisa. Inilah yang ditafsirkan oleh Sahabat Abu Sa’id Al-Khudry dalam hadits Shohih, inilah yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam Tanpa memilah-milah malam ganjil atau genap‼

Tidak kita ragukan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam menghidupkan 10 Malam Terakhir dengan Sholat lail, membaca Al Qur’an, Dan Dzikir, serta ibadah lainnya, Beliau tidak membedakan dalam kesungguhan amaliahnya antara malam ganjil atau genap.

Atas dasar ini, maka sudah sepantasnya dan sepatutnya bagi setiap muslim untuk mencari Keutamaan Malam Lailatul Qadar ini di keseluruhan malamnya tanpa membatasi malam ganjil saja.

3. Fatwa Asy Syaikh Ibnu Baaz (Ad Durorul Bahiyyah Minal Fawaid Al Baaziyyah hal : 56)

Keterangan beliau sama dengan apa yang telah di jelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullohu Ta’ala.

Asy Syaikh Ibnu Baaz Rahimahullohu Ta’ala berkata :

*ليلة القدر تكون في العشر في أوتارها وأشفاعها، تارة تحسب بالماضي وتارة تحسب بالباقي*
Malam Lailatul Qadar terjadi pada 10 Malam Terakhir, baik pada malam *ganjil maupun genap,* Dan malam² ganjil terkadang sesuai hari yang telah berlalu yaitu malam 21,23,25,27,29.

Dan kadang terjadi sesuai hari-hari yang tersisa yaitu malam 22,24,26,28.

Wallohu A’lam Bis Showab

Sumber : Al-Faqir Ilaa Maghfiroti Robbihi : Ahmad Abu Farhan

Tanggapi Berita Ini