faktual.net, Kendari, Sultra. Dalam upaya memperkuat ekonomi keluarga di Kota Kendari, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Enam Enam Kendari melalui hibah Pengabdian Masyarakat Pemula tahun anggaran 2024, melaksanakan program pemberdayaan berbasis masyarakat. Program ini dipimpin oleh Dr. Asraf, La Ode Almana, dan Nita Hasnita dengan fokus pada pengembangan usaha bawang goreng yang dikelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Matahari di BTN Tunggala Permai, Kelurahan Anawai, Kota Kendari.
Bantuan yang diberikan kepada mitra berupa mesin otomatis pengupas bawang dan mesin pengiris bawang otomatis. Kedua mesin ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi produksi bawang goreng yang sebelumnya dilakukan secara manual. Dengan adanya mesin tersebut, KWT Matahari kini mampu menggandakan kapasitas produksi harian, menghemat waktu, serta meminimalkan limbah bawang yang terbuang selama proses pengupasan dan pengirisan.
Program ini merupakan bagian dari skema pemberdayaan masyarakat pemula yang dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Tujuan utama dari program ini adalah memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat yang baru memulai usaha, salah satunya melalui inovasi teknologi yang relevan dengan kebutuhan pasar. KWT Matahari dipilih sebagai mitra utama karena potensinya dalam mengembangkan usaha bawang goreng yang dapat memberikan dampak ekonomi positif bagi anggotanya.
Selama pelaksanaan program, KWT Matahari juga mendapatkan pelatihan manajemen usaha dan pengenalan strategi pemasaran digital. Pelatihan ini bertujuan untuk memperkenalkan cara-cara baru dalam mengelola keuangan usaha, memisahkan antara keuangan pribadi dan usaha, serta memperluas pemasaran produk melalui media sosial. Dengan menggunakan platform seperti Facebook dan Instagram, produk bawang goreng Tunggala kini mulai dikenal di luar wilayah Kota Kendari.
Sebagai bagian dari kegiatan produksi, kelompok ini mengolah bahan baku berupa 5 kg bawang merah, 5 kg bawang putih, dan 10 liter minyak goreng dalam setiap proses produksi. Dalam pelatihan, mereka juga diajarkan teknik optimalisasi bahan baku, termasuk cara memanfaatkan limbah bawang untuk diolah menjadi produk turunan seperti tepung bawang atau bumbu instan. Hal ini bertujuan agar kelompok ini dapat meningkatkan nilai tambah produk dan mengurangi biaya produksi.
Dr. Asraf, selaku ketua tim pelaksana program, menyatakan bahwa teknologi dan manajemen modern sangat penting dalam menghadapi persaingan usaha di era digital saat ini. “Dengan mesin otomatis dan strategi pemasaran digital, KWT Matahari dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahanya, serta memperluas jangkauan pasar hingga luar Kendari. Kami berharap usaha ini dapat menjadi model pemberdayaan yang berkelanjutan bagi kelompok usaha kecil lainnya di Indonesia,” ujar Dr. Asraf dalam wawancaranya.
Selain peningkatan kapasitas produksi, program ini juga berhasil memperluas jaringan pasar KWT Matahari melalui pemasaran digital. Produk bawang goreng mereka kini telah diiklankan melalui media sosial, yang terbukti meningkatkan penjualan sebesar 20% dalam beberapa bulan terakhir. Anggota kelompok yang mayoritas ibu rumah tangga ini juga mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan digital, termasuk bagaimana menjalankan kampanye iklan secara efektif melalui platform online.
Program pengabdian ini juga melibatkan mahasiswa dari STIE Enam Enam Kendari dalam proses monitoring dan evaluasi. Mahasiswa yang terlibat mendapatkan pengalaman langsung dalam mengelola dan mengevaluasi program pengabdian masyarakat. Mereka turut membantu memastikan bahwa ilmu manajemen usaha, pemasaran digital, serta teknologi yang diajarkan dapat diterapkan secara efektif oleh kelompok mitra. Keterlibatan mahasiswa ini juga diakui dalam bentuk Satuan Kredit Semester (SKS) sebagai bagian dari kurikulum pengabdian kepada masyarakat di perguruan tinggi.
Keberhasilan dari program pengabdian ini tidak hanya terlihat dari peningkatan kapasitas produksi, tetapi juga dari peningkatan kesejahteraan ekonomi anggota kelompok. Para anggota KWT Matahari kini memiliki keterampilan baru yang dapat mereka manfaatkan dalam pengembangan usaha bawang goreng maupun usaha lainnya di masa depan. Program ini diharapkan dapat terus berjalan dan menjadi model bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat di Kota Kendari dan sekitarnya.
Dengan hasil yang telah dicapai, tim pengabdian masyarakat berharap bahwa kelompok ini dapat terus berkembang dan menjadi contoh usaha yang sukses dalam memanfaatkan teknologi dan manajemen modern di tengah persaingan pasar yang semakin ketat. Program ini membuktikan bahwa dengan dukungan yang tepat, kelompok-kelompok kecil dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing mereka di pasar yang lebih luas, sekaligus berkontribusi terhadap ketahanan ekonomi keluarga di tingkat lokal.
Redaksi