Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Politik

IMAN Menang Strategi, INDAH Menang Cerita, SYAFA’AD Menang Apa?

×

IMAN Menang Strategi, INDAH Menang Cerita, SYAFA’AD Menang Apa?

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Oleh: Fadlin Guru Don
(Narator Kemenangan IMAN)

Faktual.net, Bima- Debat kandidat bagi sebagian orang hanyalah agenda formalitas penyelenggara Pemilu, tetapi tidak menurut orang-orang yang peduli terhadap perubahan Bima.

Example 300x600

Debat secara tidak langsung telah memperlihatkan kelas Calon Bupati kita. Setidaknya sedikit banyak tentang kecerdasan mereka bisa dinilai saat mereka menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para panelis. Isi pikirannya tidak bisa dibohongi, Kemampuannya sulit untuk disembunyikan, itiulah asli mereka yang sesungguhnya.

Debat Milik Siapa?
Pertanyaan ini menjadi viral, bahkan tak sedikit dari para pendukung saling menglaim, walaupun ada beberapa Pengamat dan Akademisi bahkan dari pendukung lawan menilai IMAN lah yang terbaik.

Penulis juga ingin menguraikan beberapa poin kelebihan dan kekurangan Paslon. Dari sekian calon bupati Keunggulan INDAH kita harus akui, bahwa IDP memang menang dalam berpidato, atau dalam istilah penulis unggul “Cerita Tekstual”.

Maksudnya, bukan menggunakan catatan atau draf teks, tetapi dia lebih banyak bicara soal perencanaan atau yang akan dilakukan yang siafatnya umum non strategis. Seoalah-seolah dia menempatkan diri sebagai calon yang tak pernah menjabat. Seharusnya IDP-Dahlan lebih banyak bercerita tentang apa yang sudah mereka lakukan.

Penulis memahami bahwa INDAH lebih banyak bicara perencanaan daripada bicara prestasi karena itu pilihan yang paling aman agar pidatonya tetap konsisten terkontrol. Dipastikan akan tersendak-sendak bila bicara prestasi apalagi bicara soal dasar seperti kendala petani lebih-lebi soal investor. Terbukti ucapanya terkeselek ketika IDP bicara soal analogi Investor semacam perjudian. Itu sesungguhnya IDP tidak mengerti bagaimana menghadirkan Investor di Bima.

Sedangkan SYAFAAD menang mengkritik Petahana, ia benar-benar menempatkan diri sebagai penantang sejati. Namun, hanya berstatus penantang tanpa menyiapkan senjata. Seharusnya SYAFAAD dengan gaya itu, sudah menyiapkan bahan yang mumpuni sehingga posisinya sebagai kritikus tidak diremehkan. Kenyataanya SYAFAAD pun tak bisa melampui pikiran petahana. Apalagi Tagline PERUBAHAN hanyalah bermakna GANTI BUPATI.

Dahaga Publik terhadap PERUBAHAN selama ini begitu besar. Masyarakat berharap banyak perubahan apa yang akan ditawarkan SYAFAAD, rupanya masih tekstual dan minim strategi kongkrit. Belum terlalu jelas arahnya perubahanya kemana, nyaris kehilangan panggung debat, untuk saja dia bicara soal pendidikan agama yang menurut penulis sedikit masuk akal, walaupun IMAN jauh lebih awal menawarkan program Rumah Hafidz disetiap desa.

Lalu bagaimana dengan IMAN? IMAN Justru menang pada strategi. Progmnya lebih kongkrit dari semua calon. Sembilan Program Utama teruraikan secara detail disemua sektor permasalahan yang ada di Kabupaten Bima saat ini. Semua pertanyaan panelis terjawab tuntas dengan starategi yang masuk akal.

Dari semua sekmen debat IMAN menyelesaikan secara sempurna. Pembagian porsi jawabanpun teratur, tidak terlihat dominasi salah satu, itu artinya pasangan IMAN memiliki kemapuan kerjasama yang baik, tanpa menempatkan pasangannya sebagai ban serep. IMAN menunjukkan kehebatanya dihadapan seluruh masyarakat Bima, bahwa semua program unggulannya sangat rasional untuk direalisasikan.

KELASNYA paslon IMAN terlihat ketika Panelis memberikan 8 permasalahan krusial Bima pada sesi ke-3 untuk memilih prioritas masalah yang harus diselesaikan. IMAN memilih persiolan Pertumbuhan Ekonomi, kemiskinan dan pengangguran.

IMAN menilai semua pokok permasalah utama bersumber dari tiga hal ini. Masyarakat harus sejahtera agar mendapatkan hidup yang layak. Sulitnya masyarakat membiayai rumah sakit akibat kemiskinan, anak-anak muda kehilangan orientasi akibat tak memiliki pekerjaan sehingga cenderung mencoba hal-hal yang tidak produtif seperti narkoba, perkelahian antar kampung, dan lain-lain. Sehingga konsennya pada pemberian permodalan dan BPJS gratis, juga 9 program unggulan lainnya sehingga persoalan Bima benar-benar terselesaikan.

Beda halnya dengan pilihan prioritas INDAH yang konsen pada Kesehatan. Membangun Puskesmas pada 18 Kecamaatan padahal itu program presiden Jokowi. Menjadikan dua rumah sakit Kabupaten Bima sebagai rumah sakit rujukan padahal kenyataannya rumah sakit saat ini sudah turun ke akreditasi C. INDAH lebih pada bicara soal rencana semata, sifatnya basa-basi padahal kenyataanya mines selama 5 tahun dia memimpin. Pelayanan rumah sakit juga makin ambur adul. Ironi menurut penulis dia bicara “akan melakukan” hari ini. Benar-benar keliru. Kesimpulannya INDAH lebih banyak cerita kosong ketimbang kerja.

Sementara SYAFAAD bicara skala prioritas pada Mobil Pemadam Kebakaran, betapa kecilnya pikiran SYAFAAD hanya memprioritaskan itu, padahal masih banyak kebutuhan dasar masyarakat Bima, seperti kekekirangan air bersih, kerusakan lingkungan. Itu pertanda bahwa gagasan PERUBAHAN Syafaat tak ada isinya.

IMAN Bicara Narkoba pun punya strategi yang jelas. Dia bicara soal keteladanan kepemipinan, dia bicara soal pengangguran dan tidak ada lapangan pekerjaan, dan dia juga bicara penguatan hukum, ketiganya adalah solusi penanganan Narkoba. Sementara yang lain banyak cerita apalagi Petahana mendongen terus, tak sadar bahwa saat ini dia memimpin narkoba makin meraja lela.

Sebagai Akhir tulisan ini, penulis ingin tutup dengan uraian Clossing Statement. IMAN lebih sempurna, ada semacam penekanan yang menguatkan keyakin publik bahwa kehadiran mereka adalah jawaban terhadap semua masalah di Bima. Sementara yang lain hanya meminta di Coblos tanpa memberikan harapan apa-apa untuk Bima yang lebih baik.

Tanggapi Berita Ini
Example 300250
Example 120x600