3 Kabupaten Terpilih Ikut PSP, Dikbud Sultra: Diharapkan Bisa Menjadi Penggerak Bagi Sekolah

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sultra, Drs Asrun Lio MHum PhD 📷Foto: Ist

Faktual.Net, Kendari, Sultra — Tiga (3) Kabupaten di Sultra terpilih mengikuti Program Sekolah Penggerak (PSP) yang di canangkan pemerintah pusat Melalui Kemendikbud RI, yakni Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Buton Tengah (Buteng), dan Buton.

3 daerah tersebut, diungkap oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sultra, Drs Asrun Lio MHum PhD, Minggu 14/03.

Asrun Lio memaparkan, lulusan S3 The Australian National University Canberra, dari tiga kabupaten prioritas PSP khusus di Sultra tersebut, terdapat sekitar 456 kepala sekolah yang telah mendafatarkan diri untuk ikut PSP, yang penilaiannya sangat selektif dari kementerian. Adapun rinciannya yakni Kolaka Utara sebanyak 165 sekolah yang masing-masing 45 dari PAUD, 87 dari SD, 26 dari SMP, dan 7 dari SMA. Kemudian, masih peraih Juara 1 Diklat PIM III BPSDM Provinsi Sultra Tahun 2019 ini, dari Kabupaten Buton berjumlah 137 sekolah, yang terdiri dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk satu dari Sekolah Luar Biasa (SLB).

Dia juga menyampaikan, pada Maret 2021 dijadwalkan pelaksanaan tes holistik yang meliputi tes kemampuan verbal, kuantitatif, dan penalaran. Jika dinyatakan lolos maka masuk pada tahapan kedua yakni simulasi mengajar. Tahapan ketiga berupa wawancara dimana tahapan tersebut menentukan layak dan tidaknya sekolah menjadi sekolah penggerak.

“Meskipun dalam PSP ini nantinya pemerintah pusat akan memberikan anggaran yang lebih besar, namun Gubernur Sultra telah bersedia menyiapkan dana sharing dari APBD sebagai dana stimulan, khususnya kepada sekolah yang ikut dalam program ini, baik itu tingkat SMA, SMK, maupun SLB,” ujar Asrun Lio.

Baca Juga :  Tak Profesional Tangani Kasus Pengeroyokan Kader HMI, Polres Wakatobi Dilaporkan ke Polda Sultra

Lebih lanjut, PSP ini bertujuan untuk bagaimana mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan kepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global.

“Tahun 2021 diharapkan tiga daerah tersebut nantinya bisa menjadi penggerak bagi sekolah maupun lingkungan di sekitarnya, dalam rangka mewujudkan visi dan misi pendidikan di Indonesia,” ungkapnya.

Tak hanya itu, ia menjelaskan sesuai arahan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI bahwa program sekolah ini berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik, yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi), serta karakter yang akan diawali dengan SDM yang unggul yakni dari kepala sekolah dan guru.

“Jadi PSP ini merupakan upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia, dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila,” terangnya lagi.

Sekolah berpotensi menjadi sekolah penggerak namun tidak bisa dilaksanakan secara mandiri, sebab harus dilakukan melalui pendaftaran dan seleksi dari tim pusat terlebih dahulu. Selain itu, terdapat beberapa intervensi dari pusat seperti platform digital, pelatihan, dan pendampingan sangat spesifik sehingga belum bisa dilakukan secara mandiri.

“Selain itu, dalam waktu tiga tahun, implementasi akan bergulir ke seluruh kabupaten kota. Jadi pelatihan dan pendampingan ini diberikan langsung dari Kemendibud selama tiga tahun. Adapun yang mendampingi sekolah yakni pelatih ahli dan komite pembalajar guru,” imbunya.

Baca Juga :  Hadapi Cuaca Ekstrim Jelang Lebaran, Ditpolairud Polda Jateng Adakan Pelatihan Kepada Tim Relawan SAR Arnavat

Sementara itu, mantan Kepala Pusat Studi Eropa UHO ini melanjutkan, untuk Buton Tengah terdapat 154 sekolah dengan rincian 42 dari PAUD, 67 dari SD, 27 dari SMP, 17 dari SMA 17, dan 1 dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Kadis Dikbud Sultra mengungkapkan, dari total jumlah pendaftar tersebut memperlihatkan jika animo para kepala sekolah di Sultra, khususnya pada tiga daerah tersebut, sangat tinggi dalam mengikuti program tersebut, dan secara nasional provinsi ini berada di urutan teratas.

“Berdasarkan animo tersebut menunjukan bahwa Sultra secara nasional berada pada kualifikasi yang cukup tinggi peminatnya dalam PSP ini,” kata mantan Kepala Sekretariat Rektor di UHO ini.

Dia menyatakan, saat ini pihaknya terus melakukan sosialisasi PSP, mengingat program dimaksud sangat selektif sehingga sedapat mungkin dalam melakukan tugas dan fungsi pendampingan, termasuk diantaranya menyiapkan dana stimulan awal.

“Program ini sangat selektif dan melalui beberapa tahapan penilaian oleh pusat. Setelah dinyatakan terpilih ikut PSP maka tiga daerah tersebut mendapatkan kesempatan mendaftarkan diri,” pungkasnya. (Kariadi)

 

Tanggapi Berita Ini