Faktual. Net, Kendari. Pengasuh Madrasah Imam Ahmad Bin Hambal Semarang, Ustadz Abu I’zii Hafidzahullah berkunjung di Kota Kendari pada Sabtu, 22/9/2018. Kunjungannya ke Kendari merupakan rangkaian dari safarnya (baca : perjalanan) ke Mawasangka, Buton Tengah dalam rangka memantau perkembangan Madrasah Imam Ahmad Bin Hambal cabang Mawasangka.
Di Kendari, Ustadz Abu I’zii Hafidzahullah meluangkan waktunya untuk berkunjung ke Madrasah Ibnu Abbas Kendari yang terletak di jalan Orinunggu, Kecamatan Kambu.
Saat kunjungannya di Madrasah Ibnu Abbas Kendari, Ustadz Abu Bakar Ramli Hafidzahullah selaku pendiri dan pengasuh Madrasah Ibnu Abbas Kendari meminta kesediaan Ustadz Abu I’zii Hafidzahullah untuk menyampaikan petuah serta nasihat kepada para penuntut ilmu di madrasah tersebut tentang pentingnya menuntut ilmu syar’i guna memahami agama Allah Subhana Wata’ala dengan man’haj yang benar.
Didepan para ikhwan, Ustadz Abu I’zii Hafidzahullah menyampaikan bahwa menuntut ilmu syar’i adalah bukan sekedar belajar biasa, tetapi menuntut ilmu syar’i adalah jalan hidup guna memahami posisi kita diakhirat kelak, jika ilmu yang kita pelajari benar dan cara belajarnya pun benar, maka dengan izin Allah Subhanahu Wata’ala maka tempat kita diakhirat adalah surga. Tetapi jika ilmu yang kita pelajari salah ditambah caranya pun salah, maka dengan izin Allah Subhanahu Wata’ala tempat kita diakhirat akan berakhir dengan neraka.
Menuntut ilmu agama tidak boleh setengah hati, karena tidak akan bermanfaat, menuntut ilmu agama harus dengan totalitas, harus dengan kesungguhan. Jika mendapatkan kendala dalam proses belajar, misalnya : sudah maksimal belajarnya tetapi belum paham-paham, maka jangan menyerah dan putus asa tetapi berdo’a minta pertolongan Allah Subhanahu Wata’ala agar dipahamkan.
Seorang Tholabul Ilmi, harusnya mencontoh bagaimana ulama-ulama, orang-orang sholeh dizaman dulu menuntut ilmu, mereka menuntut ilmu bukan 1 atau 2 tahun tetapi puluhan tahun. Dan caranya pun spesifik, mereka tidak beralih keilmu lain sebelum ilmu yang mereka pelajari telah dipahami dan telah diamalkan.
Makanya jangan heran jika ulama-ulama terdahulu ilmunya tersiar sampai hari ini, karena Allah Subhanahu Wata’ala berkehendak mengagungkan mereka atas manusia lainnya, semua itu karena kesungguhan mereka, bukan hanya menuntut ilmu syar’i, tetapi mengamalkan dan mengajarkannya.
Kepada ikhwan, Ustadz Abu I’zii Hafidzahullah mencontohkan bahwa para sahabat Rosulullah Shollallahu A’laihi Wasallam ketika mempelajari Al Qur’an, mereka mempelajari dengan sangat detil, mereka mempelajari 10 ayat, mereka tidak akan pindah ke ayat lain, sebelum mereka pahami, mereka tadabburi, mereka amalkan dan mereka da’wahkan.
Ustadz Abu I’zii menyampaikan bahwa orang-orang yang mempelajari ilmu agama yang benar dengan cara yang benar maka dikehidupan dunia ini akan dianugrahkan kebahagiaan dalam jiwanya oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Kebahagiaan yang tidak akan dirasakan oleh orang-orang yang tidak memahami ilmu agama sekalipun mereka memiliki banyak harta.
Diingatkannya kepada para ikhwan bahwa saat ini kita bisa menuntut ilmu semata-mata karena izin Allah Subhabahu Wata’ala, maka harus dijaga kesempatan ini dengan kesungguhan dalam belajar, benar-benar belajar, jangan katakan saya tidak mampu, saya tidak bisa, saya susah paham, tugas kita maksimal belajar, Allah Subhana Wata’ala yang pahamkan.
Pesan Ustadz Abu I’zii Hafidzahullah kepada para penuntut ilmu agar selesai menuntut ilmu maka ilmu yang diperoleh disebar, jangan didiamkan, karena ilmu harus didakwahkan.
Untuk diketahui bahwa Ustadz Abu I’zii Hafidzahullah adalah penulis kitab Mukhtashor, kita tersebut berisi kaidah-kaidah dalam mempelajari ilmu Shorop dan ilmu Nahwu, beliau juga adalah orang pertama yang menyebarkan dakwah ahlu sunnah wal jamaah di Sulawesi Tenggara pada tahun 90-an. Mayoritas Ustadz dengan man’haj ahlu sunnah wal jamaah di Sulawesi Tenggara saat ini adalah orang-orang yang pernah menimba ilmu dari beliau, salah satunya adalah Ustadz Abu Bakar Ramli Hafidzahullah.