Faktual.Net, Surabaya. Kandidat Calon Walikota (Cawali) Surabaya tahun 2020 semakin mengerucut dengan telah berkabungnya beberapa partai politik mendukung Calon Walikota Surabaya.
Demikian pula Partai Politik (Parpol) PDI Perjuangan mulai bermunculan kadernya yang siap maju untuk memperebutkan L 1, antara lain Whisnu Sakti Buana, Puti Guntur Soekarno, Sutjipto Joe Angga (SJA), Armuji, Baktiono, dan Dyah Katarina.
Perlu diketahui, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI Perjuangan yang lalu, menargetkan 60% kemenangan dalam Pilkada 2020, termasuk Kota Surabaya.
Cucu Proklamator Republik Indonesia Bung Karno, Puti Guntur, mulai digadang-gadang akan mengikuti Pilkada serentak untuk Surabaya. Kabar beredar, ada wacana Puti akan maju bersama Sutjipto Joe Angga (Banteng Lawas PDIP Surabaya. Angga sendiri sejak jauh hari menyatakan siap melayani warga Kota Pahlawan jika diminta DPP PDI Perjuangan.
Pemerhati Politik, R. Dhita mengatakan, mengenai pendapat banyak pihak bahwa figur Puti dan Angga dinilai bisa mempersatukan dan menyolidkan struktural partai, karena keduanya bukan orang baru di PDI Perjuangan dan sangat mengenal kondisi internal partai.
“SJ Angga saya lihat punya nilai tambah untuk dapatkan suara besar dari luar PDIP, baik lewat partai maupun floating masa. Secara subyektif saya melihat Puti-Angga punya kans besar ya. Terlalu riskan untuk melepas Puti dan Angga dari Pilkada Surabaya 2020,” terangnya pada keterangan tertulisnya. Rabu, (29/1/2020).
“Mbak Puti dan Pak Angga jadi bertandem, maka mereka akan populer dengan turun ke bawah menyapa masyarakat Surabaya, bersama mesin partai dan relawannya,” ucap Dhita.
Duet Puti-Angga mempunyai kans memenangkan Pilkada Surabaya. Sosok Puti merupakan cucu Bung Karno, dan Sutjipto Joe Angga berasal dari kalangan pengusaha yang sukses.
Angga digadang bisa meraup dukungan dari suara Tionghoa dan Nasrani. Bisa juga mendapat suara dari para banteng lawas yang sudah mengenal dan menaruh harapan besar pada sosok Joe Angga.
“Semoga PDI Perjuangan merekomendasi kader yang terbaik dan berintegritas dari kadernya sendiri. Pak Angga layak untuk memimpin Surabaya atau jadi wakilnya mbak Puti. Kalau memilih yang lain, bisa kecemerlangan atau daya tariknya kurang bersinar,” beber Dhita. (ari)