Example floating
Example floating
Example 728x250 Example 728x250
DaerahEdukasiKampus

Mahasiswa KKN Tematik FPIK UHO Sosialisasi Dampak Kerusakan Mangrove Di Lalowaru, Konsel

×

Mahasiswa KKN Tematik FPIK UHO Sosialisasi Dampak Kerusakan Mangrove Di Lalowaru, Konsel

Sebarkan artikel ini
KKN Tematik FPIK UHO
Mahasiswa KKN Tematik Saat Memberikan Materi Sosialisasi Penanaman Mangrove Kepada Siswa-Siswa dan Masyarakat (1/7/2019)
Example 468x60

Faktual.Net, Konsel, Sultra. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Halu Oleo (UHO) 2019 dengan tema “Reforestasi Hutan Mangrove dan Aksi Pembersihan Mikroplastik” di Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) mengadakan sosialisasi pelatihan penanaman mangrove kepada masyarakat di wilayah pesisir Kelurahan Lalowaru, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) pada Kamis, 1/8/2019.

Kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian dosen dan mahasiswa FPIK UHO terhadap kerusakan lingkungan pesisir di wilayah Konsel tersebut.

Example 300x600

Koordinator Tim pembimbing KKN Tematik tersebut, Prof La Sara kepada faktual.net mengatakan bahwa rusaknya hutan mangrove menyebabkan habitat berbagai organisme perairan terancam hilang. Dampak selanjutnya adalah perairan ini akan kehilangan sumberdaya perikanan yang selama ini menjadi lapangan pekerjaan masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan serta kehilangan sumber pendapatan mereka.

Bukan hanya itu, La Sara menambahkan bahwa ancaman lainnya berasal dari kerusakan terumbu karang yang dampaknya sama dengan kerusakan hutan mangrove. Kedua ekosistem itu saat ini juga mengalami gangguan sangat besar yaitu masuknya sampah plastik yang berukuran mikro dan makro.

“Sampah plastik tersebut terutama bersumber dari masyarakat yang selama ini hampir semua kegiatannya setiap hari menggunakan plastik yang tidak bisa terurai. Dampak plastik tersebut di wilayah pesisir, tidak hanya mengganggu fungsi alamiah hutan mangrove dan terumbu karang, tetapi juga mengganggu kondisi perairan dan organisme perairan itu sendiri. Telah banyak bukti bahwa plastik yang masuk diwilayah perairan pesisir sangat mengganggu kehidupan organisme hewan yang pada akhirnya menimbulkan kematian organisme hewan”, jelas Dekan FPIK 2 Periode tersebut.

Baca Juga :  Dugaan Oknum Aparat TNI Terlibat Penembakan, Kapolsek dan Anggota Polisi Way kanan Lampung

Ditambahkannya lagi bahwa ancaman kerusakan sumberdaya wilayah pesisir, tidak saja berasal dari penebangan hutan mangrove, pengambilan terumbu karang, penggunaan bom untuk menangkap ikan, sedimentasi, tetapi juga berasal dari plastik yang mencemari perairan.

Menyadari masalah besar tersebut, dosen dan mahasiswa FPIK UHO lantas mencoba mengambil peran untuk secara perlahan-lahan mengatasi persoalan lingkungan tersebut.

Prof La Sara lantas mengatakan bahwa pendekatan untuk mengatasi masalah lingkungan wilayah pesisir tersebut dengan cara mengedukasi masyarakat tentang pentingnya hutan mangrove dan juga terumbu karang sebagai habitat organisme perairan dan bahaya atau ancaman yang timbul akibat kerusakan habitat tersebut terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan masyarakat pesisir dan kehilangan sumber pendapatan.

Baca Juga :  Kasat Lantas Polres Barru, Terima Kasih Sinergitas dan Dukungan Media Faktual.net

“Proses edukasi ini melibatkan masyarakat secara umum, tetapi yang paling efektif adalah dimulai dengan melibatkan murid SD, murid SMP kelompok pemuda. Kelompok masyarakat ini diharapkan lebih menghayati sejak dini tentang pentingnya mereka mengatasi dan mencegah kerusakan habitat-habitat tersebut. Mereka diberikan materi di kelas, kemudian melakukan praktek memilih benih mangrove yang baik, pengumpulan benih mangrove, menyemaikannya, menanam dilokasi yang sesuai, dan merawatnya”, jelas La Sara.

“Kelompok masyarakat ini diharap menjadi pionir dan penyelamat sumberdaya wilayah pesisir di daerah ini. Mereka diharapkan tumbuh menjadi generasi yang bertanggung jawab kepada kelestarian sumberdaya tersebut agar masyarakat di daerah tetap terjaga pekerjaan mereka sebagai nelayan atau yang menggantungkan hidup mereka dari sumberdaya pesisir. Jika wilayah pesisir ini terjaga maka sama saja menjaga sumber pendapatan bagi keluarganya”, tutup La Sara.

Untuk menjadi informasi bahwa kegiatan sosialisasi tersebut dikerjakan bersama oleh dosen dan mahasiswa FPIK. Dengan menghadirkan murid-murid, aparat kelurahan dan masyarakat Lalowaru. Keberhasilan kegiatan ini diharapkan direplikasi oleh masyarakat di desa/kelurahan sekitar Lalowaru.


Reporter : La Ode Haeruddin

Editor : Aco RI

Tanggapi Berita Ini
Example 300250
Example 120x600