Disnaker Kendari Gandeng STIE Enam Enam Susun Naskah Akademik Pengembangan Akses Pasar & Promosi Produk IKM

Faktual.Net, Kendari –– Selama kurang lebih 3 (tiga) bulan, STIE Enam Enam Kendari melakukan penyusunan kajian pengembangan akses pasar dan promosi Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kota Kendari guna mendukung daya saing dan pertumbuhan bisnis para pelaku usaha kecil di Kota Lulo, yang dipercaya oleh Dinas Perindustrian dan Ketenaga kerjaan (Disnaker) Kota Kendari.

Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIE Enam Enam Kendari sebagai pelaksana teknis penyusun naskah akademi tersebut, melibatkan tim penyusun dokumen yakni Dr. Abd. Razak, SE., M.Si, sebagai ketua, anggota Dr. Muh. Nur, SE., M.Si., Dr. Asraf, SE., M.M., Dr. H. Abd. Hakim, SE., M.Si dan Dr. Rince Tambunan, SE., M.M. dan sejumlah dosen lainnya yang memiliki kompetensi terkait.

Mewakili tim penyusun, Dr. Muh. Nur, SE., M.Si mengatakan salah satu tujuan kegiatan dimaksud yakni terbagunnya kemitraan antara industri kecil menengah (IKM), industri besar, dengan Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan sebagai fasilitatornya, dalam menghadapi persaingan era global.

Pelaksanaan penyusunan naskah akademik tersebut melalui beberapa tahapan kegiatan, berupa pelaksananan Focus Group Discussion (FGD) dari Tahap I, Tahap II dan Tahap III, untuk menyerap berbagai informasi dari beberapa pelaku IKM termasuk dari pengusaha besar, di Swisbel Hotel Kendari, (14/11/2024).

“Mereka hadir secara bersama-sama berdiskusi menyampaikan pendapat, pandangan serta strategi pengembangan IKM khususnya dalam hal pengembangan akses pasar dan promosi IKM,” ungkap Dr Muh. Nur, SE, M.Si

Pertemuan tersebut merumuskan metode pengembangan akses pasar dan promosi IKM yang akan di kembangkan di Kota Kendari yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian dan Pemahaman Pasar Segmentasi Pasar: Melakukan analisis pasar yang menyeluruh untuk memahami segmen pelanggan potensial, kebutuhan, dan preferensi mereka. Segmentasi yang jelas memungkinkan IKM untuk memfokuskan promosi dan produk yang sesuai dengan target pasar.

Analisis persaingan: mengidentifikasi pesaing utama, kelebihan dan kelemahan mereka, serta peluang yang bisa dimanfaatkan oleh IKM.

2. Pemanfaatan teknologi digital untuk oemasaran pemasaran digital (Digital Marketing): nembangun strategi pemasaran digital yang kuat dengan memanfaatkan media sosial, website, dan e-commerce. Melalui media digital, IKM dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan lebih tepat sasaran. E-commerce dan Marketplaces: Memanfaatkan platform e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, dan Lazada atau marketplace global seperti Amazon dan Alibaba untuk memperluas akses pasar secara nasional dan internasional. Content Marketing: Menggunakan konten yang relevan, seperti artikel, video, atau testimoni pelanggan untuk meningkatkan kesadaran merek (brand awareness) dan membangun kepercayaan konsumen.

Baca Juga :  Pelantikan MPH PGI Periode 2024-2029, Pdt. Jacklevyn Manuputty Resmi Gantikan Pdt. Gomar Gultom

3. Pengembangan Merek dan Diferensiasi Produk Branding yang Kuat: Membangun merek yang unik dengan identitas yang kuat melalui logo, slogan, dan desain kemasan yang menarik agar IKM lebih mudah dikenali di pasar. Pengembangan Produk yang Inovatif: Memastikan bahwa produk memiliki nilai tambah yang membedakannya dari produk lain, baik dari segi kualitas, desain, maupun fungsi. Produk yang memiliki inovasi atau keunikan tersendiri dapat lebih mudah menarik perhatian konsumen.

4. Peningkatan kualitas dan sertifikasi produk Standarisasi dan sertifikasi: Mendapatkan sertifikasi yang relevan, seperti ISO, halal, atau sertifikasi organik, tergantung pada produk yang dihasilkan. Sertifikasi dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan membuka akses ke pasar tertentu yang lebih luas. Pengendalian kualitas: menerapkan sistem manajemen mutu untuk memastikan bahwa produk selalu berkualitas tinggi, sehingga dapat mempertahankan kepercayaan pelanggan.

5. Mengikuti pameran dan ekspo dagang partisipasi dalam pameran: Mengikuti pameran lokal, nasional, dan internasional yang relevan untuk memperkenalkan produk ke pasar baru. Partisipasi ini juga memungkinkan IKM untuk mendapatkan umpan balik langsung dari konsumen dan membangun jaringan bisnis. B2B Matching dan networking: menggunakan platform pameran untuk membangun kemitraan dengan distributor, agen, atau retailer yang berpotensi meningkatkan jangkauan pasar produk.

6. Pemberdayaan SDM dan Pelatihan Marketing Peningkatan Kompetensi SDM: Memberikan pelatihan pemasaran digital, penjualan, dan komunikasi untuk meningkatkan keterampilan tim pemasaran IKM, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan pasar modern. Pendampingan dan Konsultasi: memberikan pendampingan dalam pengembangan strategi pemasaran, branding, dan manajemen kualitas produk. Pemerintah atau lembaga terkait dapat menyediakan jasa konsultasi untuk membantu IKM lebih terarah dalam pengembangan bisnis.

Baca Juga :  Galang Donasi Bagi Korban Kebakaran Kemayoran Gempol, LMK Sunter Jaya Jakarta Utara Apresiasi Katar dan Komunitas Sunter Bersatu

7. Kemitraan dan Kolaborasi dengan Pihak Eksternal Kolaborasi dengan Perusahaan Besar: Membentuk kemitraan dengan perusahaan besar, seperti supermarket atau toko retail, agar produk IKM dapat lebih mudah diakses oleh konsumen. Program pembiayaan dan akses modal: mencari kemitraan dengan lembaga keuangan untuk mendukung pendanaan IKM, termasuk akses ke kredit usaha kecil atau dana hibah untuk memperluas usaha.

8. Program insentif dan dukungan pemerintah Dukungan subsidi dan insentif: mencari program dukungan dari pemerintah yang menawarkan subsidi atau insentif untuk IKM, terutama dalam biaya promosi atau pengembangan infrastruktur distribusi. Penguatan rantai pasok lokal: membantu pengembangan rantai pasok lokal untuk mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor dan meningkatkan daya saing biaya.

9. Pemanfaatan data dan evaluasi pasar secara berkelanjutan Analisis data pasar: menggunakan data penjualan, survei pelanggan, dan tren pasar untuk terus menilai efektivitas strategi promosi yang dilakukan dan menyesuaikannya sesuai perkembangany pasar. Kumpulkan umpan balik konsumen: melakukan survei atau wawancara dengan konsumen untuk mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan produk. Hal ini membantu IKM untuk terus memperbaiki produk dan layanan sesuai kebutuhan pasar.

“Harapan pelaku IKM, agar pemerintah daerah bisa membuat regulasi terkait dengan tata kelola kemitraan antara pelaku usaha besar dengan pelaku IKM sehingga tercipta mitra usaha saling menguntungkan, sistematis dan berkesinambungan dalam rangka meningkatkan pengembangan mutu dan kualitas usaha para pelaku IKM di Kota Kendari,” tutup Dr. Muh. Nur., SE., M.Si tim penyusun naskah, sekaligus Wakil Ketua 1 Bidang Akademik STIE Enam-Enam. (DEL).

Tanggapi Berita Ini