Terkait Gas Melon, Aktivis Jangan Sesumbar Pastikan Tidak Ada Kelangkaan

Faktual.Net, Sinjai, Sulsel, Dilansir Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Energi Sumber Saya Mineral (Disperindag dan ESDM) Sinjai melalui Pelaksana Tugasnya, Muh.Saleh kepada sejumlah media, Selasa (12/01/2021).

Seharusnya memastikan tidak ada terjadi kelangkaan terhadap gas elpiji 3 kilogram (gas melon) di Sinjai. menurut dia, sampai saat ini jumlah gas elpiji 3 kilogram yang masuk di Sinjai melalui empat agen yaitu 6.720 buah gas elpiji melon setiap hari dan masih sesuai kuota yang ditetapkan Pertamina.

“Kalau kelangkaan sampai saat ini tidak ada, karena pendistribusian tabung elpiji 3 kg setiap hari lancar, ada 12 mobil tiap hari menyalurkan tabung ke Pangkalan masing-masing dan setiap mobil itu memuat sebanyak 560 tabung,” jelasnya.

Pihaknya juga rutin melakukan pemantauan di setiap agen dan pangkalan yang ada di Sinjai, dimana hasil pantauan tersebut rata-rata agen maupun pangkalan masih memiliki stok tabung gas elpiji 3 kg dengan harga eceran tertinggi 16 ribu rupiah per tabung.

Menyikapi statement Muh.Saleh terkait gas epiji 3 kg yang dipastikan tidak ada kelangkaan di Sinjai, menurut Nurzaman Razaq, Ketua Umum Lsm “ Bersatu “ Kabupaten  Sinjai dan Muh. Said Mattorean, selaku anggota Badan Peneliti Aset Negara, Lembaga Aliansi Indonesia (BPAN LAI) DPD Prov.Sulawesi Selatan angkat bicara

Menurut Nurzaman Razaq Jangan terlalu sesumbar membuat statemen dan memastikan tidak ada kelangkaan gas elpiji 3 kg di Sinjai. sebab statemen sidak ke pangkalan dan agen yang dilakukan Disperindag Sinjai, karena tidak tepat sasaran. seharusnya yang sepatutnya turut disidak dan mencari tahu soal kelakangkaan gas elpiji 3 kg, adalah ke tingkat para pengecer.

Kalau dikatakan di pangkalan dan agen memilik stok tabung gas elpiji 3 kg dan harga eceran tertinggi Rp16 ribu per tabung, pertanyaannya sekarang, kenapa tabung gas elpiji 3 kg sudah dua pekan ini  tidak sampai ke  pengecer, dan kenapa harganya di atas HET yang mencapai Rp23 ribu pertabung.

Menurutnya mereka di pangkalan juga stok tidak ada, kalaupun ada harganya juga kemahalan per tabung. Sehingga harus dijual ke konsumen Rp23 ribu pertabung.
Pertanyaannya selanjutnya, kata Nurzaman Razaq, di wilayah mana pangkalan dan agen yang disidak Disperindag Sinjai, langsung memastikan ( menyimpulkan ) tidak ada kelangkaan gas elpiji 3 kg.

“Fenomena seperti ini, yang patut disidak utamanya ke para pengecer, yang sepatutnya pula didampingi rekan-rekan media dan Lsm, guna memastikan kebenaran langka atau tidak langka gas elpiji 3 kg  dtingkat penger terlebih pada tingkat konsumen,” tandas Nurzaman Razaq.

Sedangkan M. Said Mattorean selaku anggota Badan Peneliti Aset Negara, Lembaga Aliansi Indonesia (BPAN LAI) DPD Prov.Sulawesi Selatan angkat bicara dan meyayangkan atas pernyataan Plt.Disperindag itu. Pasalnya, menurut Said, kejadian dilapangan tidak seperti itu.

“Bagaimana Dinas terkait bisa mengatakan bahwa tabung 3kg itu tidak langka, jelas-jelas dilapangan sangat langka. Bahkan banyak masyarakat yang mengeluh. Lantaran selain langka, harga juga berfariasi,” ungkap Said”.

Said pun berharap, agar kiranya Instansi terkait betul-betul melakukan pengawasan karena ini kebutuhan bagi masyarakat.

“Dalam melakukan pengawasan, mungkin bisa sampai di Desa-desa yang memiliki pangkalan. Karna jika hanya melakukan pengawasan di bagian perkotaan, mana bisa tahu apa yang terjadi di Desa,” tutupnya.

Reporter :dzul

Tanggapi Berita Ini
Exit mobile version