faktual.net, Kendari, Sultra. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara kunjungi Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam Enam Kendari (STIE 66 Kendari) pada Sabtu sore, 15 Juni 2024. Agenda kunjungan adalah membawakan kuliah umum bagi Mahasiswa Magister Manajemen Angkatan 2024.
Bertempat di Gedung Pasca Sarjana Kelas A01, perwakilan Bank Indonesia (BI) membawakan kuliah umum dengan tema “Peran Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral”. Bertempat di kelas A01, kegiatan dimulai dengan sambutan Dr. Asraf Yunus selaku dosen pengampuh mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia.

Asraf Yunus mengajak kepada mahasiswa agar bersama-sama mengikuti kuliah umum dengan serius dan dipersilahkan berdiskusi dengan narasumber terkait masalah-masalah perbankan.
BI sendiri menghadirkan Danny Pardamean sebagai pembawa mata kuliah umum. Danny sapaannya menjelaskan kepada mahasiswa tentang sejarah Bank Indonesia, mengapa Bank Indonesia harus ada, kebijakan Bank Indonesia, serta tugas-tugas Bank Indonesia.
Kelas A01 tampak semangat di Sesi Diskusi. Suharto Hasan salah seorang mahasiswa S2 Manajemen memulai forum diskusi dengan mempertanyakan kepada pihak BI bahwa dari sejarah BI yang telah dibahas, siapa sebenarnya pemilik BI?
Tidak mau ketinggalan Muliarni Kusuma Dewi juga mengajukan pertanyaan seputar tempat kerjanya. Wanita berhijab yang aktivitasnya sebagai Kepala Unit Bank Sultra Kantor Kas Lapulu mempertanyakan seputaran penjaminan dana per Bank an sebesar dua Miliyar.
Ditempat yang sama, Erawati mempertanyakan suka dan duka menjadi karyawan Bank Indonesia. Aco Rahman Ismail selaku ketua tingkat A01 lebih fokus pada pertanyaan terkait kebijakan BI untuk menguatkan nilai tukar rupiah sebagaimana yang terjadi dimasa Presiden BJ Habibie yang saat itu rupiah dikuatkan dari posisi 16.800 menjadi 6.500.
Danny Pardamean yang merupakan alumni pasca sarjana salah satu Universitas di Australia berusaha maksimal menjawab pertanyaan kritis mahasiswa dengan sesekali mengatakan bahwa ada hal-hal yang susah di jawab nya karena terkait kebijakan dan dipengaruhi situasi politik.

Walaupun Muhammad Lutfi Halilintar yang juga pernah aktif didunia perbankan menantang Danny untuk menjawab semua pertanyaan dengan terbuka dan jelas sebab kampus adalah lingkungan akademis yang semuanya harus dijelaskan secara ilmiah.
Diskusi hangat dalam suasana kekeluargaan tanpa terasa telah berakhir. Berlangsung lebih kurang dua jam, kuliah umum diakhiri dengan pengisian Pos Test. Tidak ketinggalan Safrul yang aktif sebagai Kepala Desa Besu Kecamatan Morosi tempat Virtue Dragon Nickel Industri berada, mengajak agar BI sekali-kali berkunjung ke Morosi untuk melihat perputaran uang diwilayah industri milik Tiongkok tersebut.
Mahasiswa berharap agar kedepannya pihak kampus lebih sering mengadakan kuliah umum dengan menghadirkan para praktisi yang berkompetensi sesuai disiplin ilmu yang ada di STIE 66 Kendari.
Reporter : Aco RI